REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas mendukung pidato Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di acara hari santri yang disiarkan live di Youtube pada pekan lalu. Pernyataan Yaqut menjadi kontroversial lantaran mengeklaim, Kementerian Agama (Kemenag) hadiah negara khusus untuk Nadhlatul Ulama (NU), bukan umat Islam umum.
Tsamara pun menganggap pidato Yaqut tidak ada masalah. "Gus Yaqut dari dulu selalu jadi bahan serangan. Inti pidatonya begitu bagus, difitnah ke mana-mana," kata Tsamara lewat akun Twitter, @TsmaraDKI di Jakarta. Republika sudah meminta izin mengutip status tersebut pada Selasa (26/10).
Tsamara pun malah memuji Yaqut sebagai pribadi hebat. Hal itu lantaran pidato Yaqut itu mengundang kecaman, hingga sampai muncul tagar agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memecat Menag. "Biasanya orang yang sering diserang begini tanda orang hebat," ujar Tsamara.
Sebelumnya, Yaqut menyebut, salah satu staf di menyinggung sejarah jika berdirinya Kemenag merupakan hadiah pemerintah kepada umat Islam. Dia membantah hal itu. "Karena waktu itu perdebatan bergeser kementerian ini, harus menjadi kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama. Ada yang tak setuju, kementerian ini harus Kementerian Agama Islam," kata mantan wakil bupati Rembang itu.
Yaqut pun mengklarifikasi soal pernyataan Kemenag merupakan hadiah negara untuk umat Islam. Menurut dia, tidak tepat Kemenag diperuntukkan bagi umat Islam.
Baca juga : Gus Yaqut Tegaskan Kemenag Milik Semua Agama
"Saya bantah, bukan. Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama, karena hadiahnya untuk NU kenapa begitu?" kata Yaqut di acara yang dibuka Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin tersebut.
Dia pun menyinggung sejarah pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta. Menurut Yaqut, yang mengusulkan pencoretan itu adalah juru damai KH Wahab Hasbullah, yang merupakan salah satu pendiri NU. Dari usulan KH Wahab, kata dia, baru lahir Kemenag.
"Jadi wajar sekarang minta dirjen pesantren, banyak afirmasi pesantren, dan santri juga, jamiyah Nadhlatul Ulama. Wajar-wajar saja, tak ada yang salah," kata politikus PKB tersebut.