Senin 25 Oct 2021 17:50 WIB

Jelang G20, Pemerintah Antisipasi Lonjakan Covid-19

Di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan yaitu AY.4.2

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Warga menunggu trasportasi umum di Jakarta, Jumat (24/9/2021). Satgas Penanganan COVID-19 menghimbau kepada semua pihak harus menahan diri agar Indonesia tidak menghadapi lonjakan ketiga (third wave) meskipun perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah cukup terkendali yang ditandai dari grafik kasus yang terus melandai
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Warga menunggu trasportasi umum di Jakarta, Jumat (24/9/2021). Satgas Penanganan COVID-19 menghimbau kepada semua pihak harus menahan diri agar Indonesia tidak menghadapi lonjakan ketiga (third wave) meskipun perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah cukup terkendali yang ditandai dari grafik kasus yang terus melandai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta agar semua pihak mengantisipasi lonjakan gelombang COVID-19 khususnya di momen natal dan tahun baru."Karena banyak acara-acara penting tahun depan seperti G20 yang sangat bergantung pada kepercayaan pimpinan dunia bagaimana Indonesia bisa menangani kondisi di nataru," kata mantan Wakil Menteri BUMN itu dalam konfrensi pers daring, Senin (25/10).

"Kalau ada lonjakan akan sangat mengganggu kehadiran mereka dan suksesnya acara tersebut," tambah Budi. Saat ini, pemerintah terus memonitor perkembangan varian baru Covid-19 di Indonesia. Termasuk memantau masuknya varian AY.4.2 asal Inggris.

"Kami sudah lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan yaitu AY.4.2 belum masuk di Indonesia yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa," kata Budi. Varian tersebut merupakan turunan dari varian delta yang lumayan meningkatkan kasus konfirmasi di Inggris cukup lama. Bahkan, kasus Covid-19 di beberapa negara di Eropa pun sejak Juli sampai Oktober tahun ini masih terus meningkat.

Budi melanjutkan, di Indonesia dalam dua pekan terakhir terjadi sedikit peningkatan kasus Covid-19 pada 105 kabupaten dan kota. "Memang angkanya masih tidak mengkhawatirkan dan masih berada di bawah batas amannya WHO," jelasnya.

Oleh karenanya, Pemerintah melakukan berbagai langkah untuk menekan lonjakan kasus Covid-19. Pertama, meningkatkan testing (pemeriksaan) dan tracing (penelusuran). Seluruh kasus kontak erat Covid-19 akan ditesting. "Selain kasus konfirmasi, seluruh kontak erat dilakukan testing. jadi protokol 3T harus dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata dia.

Langkah kedua adalah mempercepat vaksinasi, terutama pada kelompok lansia. Sebab, lansia sangat berisiko mengalami fatalitas jika terinfeksi Covid-19 dan belum mendapatkan vaksinasi."Lansia ini orang-orang yang berisiko tinggi untuk masuk rumah sakit dan wafat kalau nanti ada lonjakan berikutnya. Kita harapkan tidak terjadi," kata dia.

Saat ini, jumlah dosis vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat mencapai 182 juta. Sebanyak 113 juta atau 54 persen dari target populasi sebesar 208 juta orang telah menerima suntikan dosis pertama dan 68 juta atau 32 persen diberikan untuk suntikan kedua atau dosis lengkap.

Ia optimistis Indonesia akan mampu menyuntikkan 290-300 juta dosis vaksin yang terdiri dari 168 juta dosis untuk vaksin pertama atau 80 persen dan 123 juta dosis suntik kedua atau 59 persen dari target populasi pada akhir tahun nanti. Sementara untuk stok vaksin Covid-19, saat ini terdapat 248 juta di mana 237 juta sudah didistribusikan dan 182 juta sudah disuntikkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement