Senin 25 Oct 2021 09:23 WIB

14 Sekolah di Bandung Kembali PJJ Akibat Covid-19

Siswa dan guru di sekolah tersebut terpapar Covid-19 melebihi angka lima persen.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Pelajar menjalani tes usap PCR (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pelajar menjalani tes usap PCR (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 14 sekolah di Kota Bandung yang sempat melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) kembali beralih ke pembelajaran tatap muka (PJJ) akibat kasus Covid-19. Siswa dan guru di sekolah tersebut terpapar Covid-19 melebihi angka lima persen.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra mengatakan terdapat 14 sekolah yang kembali menyelenggarakan PJJ akibat terdapat kasus Covid-19. Keempat belas sekolah tersebut terdiri dari 5 SD, 2 SMP, 2 SMA, 4 SMK dan 1 SLB.

Baca Juga

“Sesuai dengan ketentuan tindaklanjut surveilans, 14 sekolah tersebut harus kembali melaksanakan PJJ karena jumlah siswa guru yang terpapar berada pada persentase lebih lima persen,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Ahad (25/10).

Hingga 21 Oktober, ia menuturkan terdapat 80 siswa dan empat orang guru terpapar oleh Covid-19. Terdapat 2.511 sampel memiliki hasil negatif sedangkan 864 sampel masih menunggu hasil.

"Sekolah belum dapat diklasifikasikan sebagai klaster penyebaran Covid-19. Saat ini Disdik masih menunggu hasil entry dan exit test yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung," katanya.

Cucu menuturkan, sekolah yang kembali menggelar PJJ mulai berlangsung Senin (25/10). Sedangkan siswa dan guru yang positif Covid-19 ditangani oleh Dinas Kesehatan.

"Dinas Kesehatan Kota Bandung langsung menanganinya dengan pelaksanaan isolasi mandiri, pelacakan kontak erat, karantina mandiri, entry test intervensi PTM, melakukan tes untuk semua anggota rombel, karantina semua anggota rombel, serta pengembalian seluruh Rombel untuk kembali PJJ sampai exit test selesai,” katanya.

Ia mengatakan, pembelajaran kembali ke PJJ sebab lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan siswa dan warga sekolah. Di satu sisi pembelajaran tatap muka sangat diharapkan oleh hampir semua orang tua. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement