Jumat 22 Oct 2021 06:20 WIB

Wiku: Potensi Penularan Covid-19 Saat Ini Rendah

Angka reproduksi efektif saat ini 0,7.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, angka reproduksi efektif (Rt) saat ini tercatat hanya sebesar 0,7. Angka ini menurun dibandingkan saat lonjakan kasus kedua yang mencapai 1,41. Angka Rt ini menunjukan rata-rata potensi penularan dari satu orang positif dalam satu periode waktu. 

“Rt kurang dari 1 ini menunjukan potensi penularan yang rendah pada masyarakat,” jelas Wiku saat konferensi pers perkembangan Covid-19, dikutip pada Jumat (22/10).

Baca Juga

Dengan angka penularan yang rendah ini diharapkan pembukaan aktivitas masyarakat secara bertahap dapat dilakukan dengan penuh kewaspadaan. Namun, tetap menyiapkan langkah pengendalian jika terlihat adanya kenaikan kasus.

Wiku mengatakan, kasus positif di Indonesia saat inipun telah menunjukan tren penurunan selama 13 minggu berturut-turut sejak lonjakan kedua. Kasus positif mingguan per 17 Oktober 2021 sebanyak 6.826. Angka ini menurun jauh dibandingkan jumlah kasus saat lonjakan kedua yang mencapai 350.273 kasus.

Selain itu, perkembangan persentase kesembuhan juga terus mengalami peningkatan. Saat ini persentase kesembuhan telah mencapai 96,19 persen terus meningkat jika dibandingkan dengan persentase kesembuhan saat lonjakan kasus kedua yang hanya sebesar 82,55 persen.

Sedangkan pada kasus aktifnya telah mengalami penurunan hingga mencapai 16.388 atau 0,43 persen. Wiku mengatakan, angka ini menurun sangat signifikan jika dibandingkan kasus sebelumnya yang mencapai rekor tertinggi yaitu 542.236 atau 18,84 persen pada puncak kedua.

Begitu juga dengan positivity rate yang juga turun drastis mencapai 0,56 persen setelah sempat mencapai 26,76 persen pada puncak kedua. Penurunan juga terlihat pada jumlah keterpakaian tempat tidur atau BOR yang saat ini berjumlah 5,69 persen setelah sebelumnya sempat mencapai 77,77 persen pada puncak kedua.

“Menyadari bahwa kondisi yang saat ini sudah membaik merupakan hasil kerja keras menurunkan kasus, kebijakan pembukaan bertahap perlu dilakukan hati-hati agar kasus tidak kembali meningkat,” ujar Wiku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement