Rabu 20 Oct 2021 14:56 WIB

BPIP Optimalkan Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Medsos

BPIP menilai medsos jadi media paling mudah sebarkan ideologi Pancasila

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema Optimalisasi Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Melalui Media Sosial di Jakarta, Selasa, (19/10).
Foto: BPIP
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema Optimalisasi Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Melalui Media Sosial di Jakarta, Selasa, (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun dengan tema Optimalisasi Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Melalui Media Sosial di Jakarta, Selasa, (19/10).

Dalam sambutannya Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir. Prakoso, M.M mengatakan seluruh masyarakat yang berkewarganegaraan Indonesia sudah terikat oleh konstitusi baik Undang-undang maupun Pancasila. Maka dari itu masyarakat yang berada di dalam maupun luar negeri harus taat dengan Undang-undang maupun Pancasila.

Meskipun demikian masyarakat di dalam maupun luar negeri harus paham dan mengetahui secara merata tentang konstitusi negara apalagi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Sebagai upaya optimalisasi dalam mensosialisasikan maupun pembinaan ideologi pancasila perlu media komunikasi yang efektif dan menarik salah satunya media sosial. Sasaran media sosial adalah untuk generasi muda (milenial).

“Saya berharap melalui diskusi ini mendapatkan kesimpulan yang detail, sehingga pada akhirnya kita segera eksekusi, tidak sekedar wacana”, ujarnya.

Direktur Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan M. Akbar Hadiprabowo, S.H., M.H mengakui sebaik-baiknya pelaksanaan sosialisasi adalah melalui media sosial karena generasi milenial umumnya telah menggunakan media sosial dalam mengakses informasi yakni mencapai 129 juta pengguna.

“Direktorat Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan sendiri telah melaksanakan sosialisasi melalui media sosial dan tentunya hal ini harus lebih dioptimalkan, agar menjangkau khalayak yang lebih luas”, paparnya.

Ia juga mengakui saat ini BPIP telah memiliki sejumlah akun media sosial baik secara kelembagaan maupun yang dikembangkan oleh unit kerja. Ia berharap dengan dialog ini mendapatkan output dari narasumber tentang Pembinaan Ideologi Pancasila melalui media sosial.

Pihaknya bahkan sudah melakukan berbagai upaya dan  kegiatan bekerjasama dengan berbagai pihak dan melibatkan anak-anak muda (milenial) seperti diantaranya melaksanakan perlombaan di media sosial.

“Itulah metode yang efektif untuk Pembinaan ideologi Pancasila dimasa sekarang," tuturnya.

Sementara itu Direktur Politeknik STIA LAN yang bertindak sebagai narasumber Prof. Dr. Nurliah nurdin. M.A   mengungkapkan keberadaan BPIP merupakan harapan masyarakat untuk melakukan pembinaan ideologi negara tersebut dari berbagai metode.  

Meskipun demikian ia menyarankan kepada BPIP jangan melakukan kesalahan alias blunder dalam melaksanakan PIP terutama melalui media sosial. 

“Program yang ditawarkan oleh BPIP sangat bagus, tetapi terkadang ada beberapa pesan yang yang kontra dengan masyarakat”, terangnya.

Ia juga berharap jika ada pertanyaan atau pernyataan dari masyarakat melalui media sosial, ada respon dari BPIP. Karena harus ada komunikasi dua arah sehingga masyarakat atau netizen tidak merasa diabaikan.   

“BPIP harus merespon masukan dari masyarakat untuk ditampung, sehingga lembaga BPIP memiliki citra baik dari masyarakta dan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai yang diinginkan masyarakat,” jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement