Rabu 20 Oct 2021 11:53 WIB

Survei: Elektabilitas Ganjar Sejajar Dengan Prabowo

Tiga nama calon presiden mempunyai elektabilitas teratas.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Foto: dok. Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 kini sejajar. Padahal di survei-survei sebelumnya Prabowo selalu lebih unggul.

Kesejajaran elektabilitas kedua tokoh ini muncul dalam survei Litbang Kompas yang dirilis Oktober 2021. Dalam survei tersebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah seimbang dalam hal elektabilitas yakni di angka 13,9 persen.

Peneliti Litbang, Yohan Wahyu menjelaskan, dari tiga nama calon presiden yang mempunyai elektabilitas teratas, hanya Ganjar Pranowo yang mengalami kenaikan. Dia mengatakan, kenaikan ini membuat posisi Ganjar sejajar dengan Prabowo.

"Jika dibandingkan survei April, elektabilitas Ganjar mengalami lonjakan 6 persen, sedangkan Prabowo 2,5 persen. Sementara Anies cenderung stagnan," kata Yohan dalam keterangan, Selasa (20/10).

Survei mendapati bahwa kandidat calon presiden dengan elektabilitas di bawah Prabowo dan Ganjar adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Litbang Kompas juga menangkap elektabilitas Ketua Umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani. Tingkat keterpilihan AHY yakni 1,9 persen sedangkan Ketua DPR RI Puan Maharani memiliki elektabilitas di bawah 1 persen.

Survei digelar pada 26 September-9 Oktober 2021. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of error plus-minus 2,8 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement