REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, mengingatkan masyarakat bahwa libur panjang di masa pandemi selalu memunculkan klaster baru Covid-19. Nurhadi mengatakan, akhir tahun menjadi masa paling krusial atau menentukan apakah Indonesia bisa melewati ancaman gelombang ketiga atau tidak.
"Kita tak boleh lupa bahwa fakta selama masa pandemi menunjukkan libur panjang menjadi faktor pemicu munculnya klaster baru penularan virus corona," katanya, Selasa (19/10).
Nurhadi menilai, upaya pencegahan lonjakan penularan Covid-19 pada libur Natal dan tahun baru mendatang harus dilakukan secara ketat dan terkoordinasi dari pusat hingga daerah. "Sejumlah langkah pengendalian harus konsisten dilakukan, meski pelonggaran kegiatan di beberapa sektor terus terjadi menyusul tren penurunan jumlah kasus positif Covid-19 di tanah air," kata Nurhadi.
Dia mengatakan, untuk mempertahankan terkendalinya sebaran Covid-19 berbagai kegiatan masyarakat di area publik juga harus terus memiliki mekanisme agar tetap bisa dikendalikan. "Saat ini masyarakat harus terus dipersiapkan agar mampu menjalani norma-norma baru dalam kegiatan keseharian demi menjaga penyebaran Covid-19 tetap terkendali," katanya.
Nurhadi mengatakan, DPR RI menunggu roadmap seperti apa yang disiapkan pemerintah terkait dengan transisi dari pandemi ke endemi Covid-19. Nurhadi menuturkan jumlah kasus Covid-19, baik yang positif maupun meninggal dunia telah melandai.
"Saatnya masyarakat hidup tenang dengan kebiasaan baru bersama Covid-19 sebab virus ini tidak mungkin menghilang 100 persen," ucapnya.
Menurut Nurhadi, kewaspadaan dan disiplin mematuhi protokol kesehatan tetap harus diperhatikan. "Kita masih punya PR, yaitu menyelesaikan vaksinasi hingga tuntas menjangkau paling tidak 70 persen penduduk Indonesia," kata Nurhadi.
Hal senada juga dikatakan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. Menurutnya, akhir tahun dan tahun depan, periode libur Natal dan tahun baru menjadi krusial untuk pengendalian Covid-19. Karena, kata dia, libur panjang selalu membuat kasus Covid-19 meningkat.
Rahmad menilai hal itu harus jadi perhatian serius bagi warga dan pemerintah. "Bahwa kita harus hati-hati, kita harus waspada, jangan sampai yang sudah kita perjuangkan bersama menjadi naik kembali," katanya.
Dia pun memberikan contoh Negara India yang kembali mengalami peningkatan kasus Covid-19 setelah melakukan pelonggaran kegiatan masyarakat, termasuk memperbolehkan acara keagamaan digelar. Menurutnya, apa yang dialami India itu perlu menjadi pelajaran bagi Indonesia.Dia pun menyarankan agar cuti bersama akhir tahun ditiadakan atau diundur. Atau, memberikan cuti bersama ke masyarakat tidak secara bersamaan.
"Yang penting kita harus menghindarkan warga berkerumun, menghindarkan pergerakan masyarakat dari satu kota ke kota lain secara bersamaan, ini sangat bahaya," kata Rahmad.