Senin 18 Oct 2021 16:12 WIB

Dirut: Tenaga Ahli Tiongkok Bagi Pengalaman Kereta Cepat

Proyek KCJB disebut meningkatkan kemampuan dan pengalaman SDM di Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Seorang warga tidur dengan latar belakang proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Lembah Teratai, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (8/8).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang warga tidur dengan latar belakang proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Lembah Teratai, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyebut, pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menjadi ajang transfer pengetahuan dan teknologi bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang konstruksi.

Dia menyebut, dalam praktiknya, PT Wijaya Karya (WIKA) selaku kontraktor lokal dalam konsorsium kontraktor KCJB, melakukan pengembangan dari pengalaman di proyek sebelumnya serta menyerap teknologi dan metode konstruksi dari Casting Yard #1 DK28 Sinohydro.

Berbekal pengalaman dan serapan pengetahuan dari kontraktor China, kata dia, WIKA melakukan pengembangan metode cast in situ untuk dapat dilaksanakan secara full span dan sekaligus. Kontraktor WIKA juga bertanggung jawab pada pembuatan 137 full span box girder di proyek KCJB.

Selain itu, menurut Dwiyana, alih pengetahuan juga terjadi pada proses Girder Erection dari masing-masing casting yard, yang merupakan tempat pembuatan girder box precast. Meski serah terima teknologi tidak secara langsung, namun melalui pelibatan tenaga kerja lokal secara langsung, metode perencanaan dan kerja dari proyek KCJB yang inovatif dapat dipelajari.

"Metode kerja inovatif pada proses girder erection di proyek KCJB ini memberikan percontohan bagaimana pembangunan infrastruktur publik di jalur sibuk tetap dapat berjalan tanpa menghambat aktivitas masyarakat di sekitarnya," kata Dwiyana dalam siaran di Jakarta, Senin (18/10).

Selanjutnya, transfer teknologi juga terjadi dalam pengerjaan slab track, yaitu bantalan rel kereta yang berbentuk pelat yang berfungsi meneruskan beban dari atas secara merata. Slab track atau bantalan rel yang digunakan dalam proyek KCJBberbeda dengan bantalan rel untuk kereta pada umumnya.

Karena di cor beton, menurut Dwiyana, slab track tidak memerlukan bebatuan ballast di sepanjang rel dan minim perawatan. Sama seperti pengerjaan dengan cast in situ, pengerjaan slab track untuk trase KCJB dilakukan dengan melibatkan langsung SDM Indonesia dari WIKA, setelah sebelumnya mendapat pengarahan dan training langsung dari SDM Tiongkok yang dimiliki oleh PT Sinohydro.

Saat ini, kata dia, pengerjaan slab track dilakukan sepenuhnya oleh SDM dari WIKA yang prosesnya dilakukan di slab track prefabrication workshop di Dawuan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. WIKA Beton akan melanjutkan produksi sebanyak 13.315 unit slab track dalam periode satu tahun terhitung sejak pertengahan 2021 hingga 2022.

Dwiyana meyakini, jika adanya transfer teknologi dan pengetahuan selama pengerjaan proyek KCJB dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman SDM di Indonesia di bidang konstruksi. Di proyek KCJB, sambung dia, WIKA membentuk tim transfer teknologi dari Sinohydro khususnya untuk pekerjaan konstruksi tunnel dan box girder, dan terjun langsung ke pekerjaan tunnel #1 dan casting yard #1.

Terkait pekerjaan konstruksi tunnel untuk proyek, CREC nantinya membuat buku panduan pengerjaan tunnel sebagai bagian dari transfer teknologi kepada Indonesia. Secara simultan, terkait persiapan standard operational procedure (SOP) dan regulasi terkait kereta cepat, HSRCC dan China Railway sedang memfinalisasi dokumen untuk diserahkan kepada PT KCIC pada Oktober 2021.

Dwiyana menjelaskan, sejumlah 625 SOP, regulasi dan materi pelatihan nantinya akan diserahkan untuk menjadi referensi pembuatan SOP, Peraturan Menteri Perhubungan, serta bahan pelatihan bagi SDM Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Tenaga-tenaga ahli dari Tiongkok senantiasa membagikan pengalaman dan pengetahuan dari proyek Kereta Cepat ini kepada berbagai kalangan, seperti asosiasi profesi dan perguruan tinggi. Tidak hanya itu, anggota dari KAI, WIKA, hingga Dirjen Kereta Api (Kemenhub) juga mendapatkan berbagai kesempatan pelatihan lapangan di berbagai titik proyek KCJB," kata Dwiyana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement