REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya mengutamakan kaderisasi dalam melahirkan pemimpin. Namun, pihaknya melihat perkembangan terkini, ketika ada kelompok tertentu yang mengambil jalan pintas, tanpa lewat mekanisme yang ada.
"Ada sekelompok kepentingan yang tidak mau bekerja keras melakukan kaderisasi secara sistemik lalu memgambil jalan pintas dengan mencalonkan tertentu dengan berbagai subjektivitas kepentingan," ujar Hasto lewat keterangan tertulisnya, Jumat (15/10).
Menurut Hasto, mekanisme kaderisasi yang dilakukan oleh PDIP melahirkan sejumlah pemimpin, seperti Joko Widodo, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Tri Rismaharini. Ia menegaskan, partai memiliki kader-kader mumpuni sebagai calon presiden dan wakil presiden.
"Itu semua perlu kerja sistemik melalui bangunan organisasi kepartaian. Jadi terkait dengan capres dan cawapres, partai memiliki banyak kader yang mumpuni yang telah dipersiapkan partai," ujar Hasto.
Di samping itu, Hasto kembali menegaskan bahwa keputusan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024 ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sesuai dengan hasil Kongres V PDIP di Bali.
"Pengumuman akan dilakukan pada momentum yang tepat. Semua memerlukan pertimbangan yang matang, bukan asal deklarasi, itulah tata cara melahirkan pemimpin, perlu pertimbangan matang dan jernih," ujar Hasto.
Diketahui dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah kelompok mendeklarasikan diri untuk mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di 2024. Mulai dari Sahabat Ganjar yang mendeklarasikan diri pada Agustus 2021.
Terbaru, hadir Barisan Celeng Berjuang dengan membuat logo celeng taring putih sebagai simbol perlawanannya. Sebutan 'celeng' muncul untuk menyebut kader PDIP yang dianggap keluar barisan.