Sabtu 16 Oct 2021 05:26 WIB

Pemkot Jaksel Ajak Perajin Manfaatkan Limbah Plastik

Tantangannya, banyak warga yang belum tahu sampah plastik itu bernilai jual.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji.
Foto: Dok Pemkot Jaksel
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) mendorong perajin di wilayahnya untuk memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan utama memproduksi kerajinan tangan. Kepala Sudin LH Jaksel, M Amin mengatakan, pemanfaatan limbah plastik dapat membantu pengurangan produksi sampah plastik setiap harinya.

"Bagaimana perajin itu dengan kerajinan tangan menggunakan kembali plastik-plastik, terutama plastik multilayer ya. Misalnya, plastik bekas kemasanpermen, losion nyamukdan segala macam seperti itu bisa digunakan," kata Amin saat dihubungi di Jakarta, Jumat (15/10).

Amin mengatakan, saat ini, pihaknya sedang berusaha mengurangi sampah plastik dengan menjual sampah yang telah dipilah ke penampungan sampah kecamatan. Amin menyebut, tantangan saat ini, adalah masyarakat masih banyak yang belum mengetahui apabila sampah plastik itu bernilai jual.

"Karena masyarakat banyak yang belum tahu kalau plastik kresek ini laku juga meskipun murah. Memang dominasi sampah plastik ini luar biasa kalau kita lihat di lapangan," kata Amin.

Meski begitu, Amin tidak merinci perihal total produksi sampah plastik setiap harinya di Jaksel. Dia mengatakan, saat ini sekitar 1.000-1.500 ton sampah dihasilkan setiap harinya. "Yang kita angkut variatif ya, sekitar 1.000 sampai 1.500 ton setiap harinya," katanya.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jaksel, Isnawa Adji mengatakan, target pengurangan produksi sampah di wilayahnya sebanyak 300 ton setiap harinya. Dengan begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jaksel dapat menekan total produksi sampah yang mencapai 1.500 ton per hari tersebut.

Isnawa menyampaikan, dari 1.500 ton produksi sampah setiap harinya sekitar 60 persen merupakan sampah organik. "Target itu harus dikeroyok bersama melalui upaya pengurangan sampah dari sumber. Kita masih di bawah 7-10 ton per hari," kata Isnawa, beberapa waktu lalu.

Isnawa menuturkan, sejumlah upaya yang sedang digalakkan adalah dengan program 'Ayo Menabung' melalui bank sampah. Tidak hanya itu, dia juga mengajak warga untuk menggiatkan pengelolaan sampah melalui eco enzime sebagai alternatif menekan produksi sampah organik dari rumah tangga.

"Upayanya ya bikin gerakan bank sampah menabung dengan sampah. Membuat eco enzim, maggot, dan tidak memakai kantong kresek," kata mantan Kepala Dinas LH DKI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement