REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Pendis Kemenag) menggulirkan program Literasi Digital Madrasah. Program ini merupakan upaya Kemenag dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru madrasah.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan program ini dilakukan berjenjang sesuai tingkatan, yaitu jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Ia melanjutkan, guru madrasah sebagai garda terdepan dalam menyiapkan generasi masa depan, tentunya memiliki peran penting. Oleh sebab itu, guru madrasah harus memiliki kualitas dan kompetensi yang unggul, terlebih dibidang literasi digital.
"Kita menghendaki guru madrasah yang memiliki kualitas dan kompetensi yang unggul. Kualitas guru yang unggul tentunya akan berdampak pula pada kualitas anak didik di madrasah," kata Ramdhani dalam keterangan tertulis, Jumat (15/10).
Dalam pelaksananya, Direktorat GTK Madrasah bekerja sama dengan lembaga kemitraan, Yayasan Pengembangan Pendidikan dan Telematika Indonesia (YPPTI). YPPTI merupakan sebuah lembaga yang konsen pada bidang pendidikan, telekomunikasi dan informatika, serta pendampingan masyarakat.
Team Leader Literasi Digital Madrasah, Farid Saifuddin Zuhri, mengatakan program Literasi Digital Madrasah dikemas dengan sistem luring dan daring diperuntukan bagi guru-guru madrasah seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan agar guru-guru madrasah bisa mendapatkan pemahaman dan penguatan materi literasi digital.
"Saat ini sudah pada tahap finalisasi modul dan bahan bacaan. Modul dan bahan digunakan oleh fasilitator di daerah dalam menyampaikan materi kepada guru-guru," ujar Farid.
Sebelumnya, lanjut Farid, telah dilakasanakan sosialisai virtual Gerakan Literasi Digital Madrasah. Sosialisasi dilakukan berjenjang secara bertahap, tahap pertama untuk jenjang MI, tahap kedua untuk jenjang MTs dan tahap ketiga untuk jenjang MA.
"Sosialisasi sudah kami laksanakan secara virtual dengan berjenjang. Sosialisasi menghadirkan Dirjen Pendis, Direktur GTK Madrasah, serta narasumber yang kompeten di bidang literasi digital," jelasnya.
"Alhamdulilalh lebih dari 6000 peserta ikut sosialisasi virtual," ucapnya menambahkan.
Farid menambahkan, Setelah finalisasi modul, tim akan melakukan Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator daerah. Menurutnya, fasilitator daerah nantinya yang akan memberikan pelatihan langsung kepada guru dan tenaga kependidikannmadrasah di daerah pilot project.
"Tahun 2021 ini ada dua daerah pilot project, yaitu Kabupaten Garut dan Kudus. Tahun depan (2022) semoga bisa lebih banyak lagi yang kita dampingi," ujarnya.