Ahad 10 Oct 2021 03:26 WIB

Kemkominfo Dukung Gerakan Wisata Sehat Yogyakarta

Yogyakarta memiliki dua lokomotif pembangunan yaitu pariwisata dan pendidikan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Budi Raharjo
Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kemkominfo RI) mendukung gerakan wisata sehat untuk membangkitkan industri wisata termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Yogyakarta.
Foto: .
Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kemkominfo RI) mendukung gerakan wisata sehat untuk membangkitkan industri wisata termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kemkominfo RI) mendukung gerakan wisata sehat untuk membangkitkan industri wisata termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Yogyakarta. Gerakan tersebut diinisiasi oleh Organisasi Bina Berkarya. 

Dalam mendukung itu, Kemkominfo menyelenggarakan webinar Penerapan Literasi Digital dan Pemanfaatan Teknologi pada Desa Wisata Budaya dalam Momentum Kebiasaan Baru Pariwisata pada Sabtu (9/10). Acara tersebut dihadiri sejumlah pejabat, yaitu Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo Septriana Tangkary, Ketua Badan Promosi Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta GKR Bendara, dan Pendiri Bina Berkarya Satya Bilal. 

Selain itu, ada pula Koordinator Informasi dan Komunikasi Maritim Kemkominfo Yudi Syahrial, Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Wahyu Hendratmoko, dan Edukator Pariwisata Travelxism Desideria Murti. Dalam sambutannya, Heroe Poerwadi mengatakan Yogyakarta memiliki gerakan Yogya untuk Yogya, yaitu bagaimana warga Yogya bisa menghidupi ekonomi sendiri dan program Yogya Untuk Semuanya agar melalui banyak koridor wisatawan kembali menuju kota Yogya. 

Sementara itu, Septriana Tangkary menyebut salah satu upaya pemerintah mendorong pariwisata dan pemulihan ekonomi adalah percepatan vaksinasi kepada masyarakat. "Mari kita gerakkan vaksinasi door-to-door sehingga per bulan Desember 2021 dapat mencapai 80 persen sehingga dan pariwisata dapat dijalankan dengan nyaman dan tenang," kata Septriana dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/10).

GKR Bendara mengatakan pariwisata merupakan magnet sebuah daerah tetapi saat pandemi seolah berhenti sejenak untuk beristirahat. Namun, pelaku pariwisata tidak menyerah dan memanfaatkan momentum kebiasaan baru untuk memulihkan ekonomi daerah.

“Sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan kebudayaan saling bersinergi untuk saling gandeng gendong, seperti slogan kota Yogyakarta. Momentum kebiasaan baru pariwisata dilakukan dengan peningkatan literasi digital dan pemanfaatan teknologi salah satunya pada kampung wisata," ujar dia.

Yudi Syahrial menuturkan pemerintah tetap optimis untuk fokus pada Empat Pilar Pembangunan Pariwisata dan mewujudkan perkuatan fasilitas Tiga A pariwisata, yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. “Kita harus tetap optimis pariwisata akan bangkit kembali, terutama dengan kekhasan kota Yogyakarta sebagai salah satu pilihan destinasi wisata utama di Indonesia," ucap dia.

Dalam kesempatan ini, Wahyu Hendratmoko juga menyampaikan kesiapan Yogyakarta untuk mendukung Gerakan Wisata Sehat. Yogyakarta memiliki dua lokomotif pembangunan yaitu pariwisata dan pendidikan. Keduanya mengalami dampak besar dari pandemi Covid-19, yang biasanya mendapatkan kunjungan sebanyak empat juta jiwa hingga Oktober 2021, hanya 200-300 ribu orang.

"Karena dampak itu, pemerintah kota Yogyakarta harus terus melakukan inovasi baru karena setiap kunjungan, wisatawan selalu menginginkan hal yang berbeda," tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement