Jumat 08 Oct 2021 10:13 WIB

Transformasi LMI di Masa Pandemi

Organisasi yang berumur panjang adalah organiasi yang adaptif.

Agung Wicaksono-Presiden Direktur Laznas LMI
Foto:

Transformasi Laznas LMI

Saya pernah berpikir seperti ini: Mengapa harus lahir lembaga filantropi? Mengapa harus mendirikan sekolah? Mengapa harus mendirikan masjid? Apa bedanya jika, lembaga filantropi, sekolah, masjid itu tidak ada? Apa ada bedanya jika bangunan-bangunan tersebut saat ada dan tidak ada?

Berdirinya lembaga tentunya berangkat dari satu tema yang sama: problem. Karena problem-lah masyarakat menciptakan sesuatu. Karena problemlah manusia saling berinovasi untuk menciptakan memudahkan aktifitas sehari-hari. 

Mengapa Laznas LMI lahir? Karena saat itu problem di masyarakat sangat banyak. Problem kemiskinan, pengangguran, kesehatan, pendidikan, sosial, dan masih banyak lagi. 

Banyak masyarakat miskin pusing kepada siapa mereka harus meminta bantuan, banyak anak-anak muda yang pusing, mereka ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi namun tidak memiliki biaya dan kesulitan mencari beasiswa. Mereka semua membutuhkan pertolongan.

Laznas LMI hadir sebagai bagian ingin memberikan solusi-solusi atas masalah demikian. Solusi yang kita tawarkan tidak hanya dari satu pintu, melainkan bisa dari banyak pintu. Kita mencoba menawarkan banyak hal baik kepada mayarakat.

Saya membagi solusi tersebut menjadi dua eksekusi, eksekusi internal dan eksekusi eksternal. Pertama, sebelum memberi manfaat kepada orang lain, hal yang perlu kita perbaiki adalah di internal lembaga kita. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah: 1. Kepemimpinan yang tangguh, 2. SDM Kompeten, Amil harus berdaya Saing, 3. Akselerasi lembaga, 4. Budaya lembaga, 5. Mitigasi risiko dan terakhir, 6. Operasi prima, kegiatan harus berdampak.

Kedua, setelah internal kita benahi, maka ekspansi untuk ke eksternal perlu segera kita perbaiki, saya membaginya antara lain: 1. Menciptakan nilai tambah dan memenangkan kompetisi, 2. Menciptakan kepuasaan pelanggan (mustahiq, mitra, stakeholder), 3. Menantang proses (whats the new, whats the better, whats the next), 4. Disiplin radikal – Speed is solution, 5. Pemberdayaan, membuat orang lain berdaya untuk bertindak, membuat orang lain mampu melakukan, membuat orang lain beratrti sekitarm dan membuat orang lain berkontribusi maksimal, dan yang terakhir 6. Rangkaian gelombang, tidak ada eksekusi di ruang hampa, setiap tindakan eksekusi akan berdampak pada step-step berikutnya.

Eksekusi ini menjadi tahap agar lembaga yang kita pimpin mampu berkembang dengan baik, cepat, dan adaptif terhadap zaman. Bagi Laznas LMI, ini merupakan pr dan tantangan tersendiri untuk menemukan formula kebaikan. Berkolaborasi seluruh amil, jajaran, mitra, insyallah kita bisa. Meluruskan niat untuk mengubah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement