REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Sinergi dan kolaborasi antara akademisi dengan pihak desa terkait pengembangan desa wisata penting untuk dilakukan. Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan Dosen Mengabdi IPB University.
Beberapa dosen IPB University hadir di Balai Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor pada Kamis (30/9) untuk membahas potensi pengembangan desa wisata.
Ketua Tim Dosen Mengabdi Muh Faturokhman SPt MSi menjelaskan Desa Benteng, salah satu desa lingkar kampus IPB Dramaga memiliki potensi besar dalam pengembangan desa wisata.
“Kegiatan dosen mengabdi ini diharapkan dapat menggerakkan kembali sektor pariwisata dengan pengembangan desa wisata berbasis agro. Selain itu, pengembangannya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda yang tergabung dalam pengelola desa wisata dan menggerakkan ekonomi desa,” ujar dosen Program Studi Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB University ini seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/10).
Dalam kegiatan ini, lanjutnya, dilakukan identifikasi potensi dan permasalahan, pemetaan potensi dan masalah serta pengembangan konsep desa wisata. Selain itu juga akan dilakukan pelatihan manajemen desa wisata berbasis agro, merealisasikan program dan evaluasi program.
Dr Budi Wahyu Priatna, anggota Tim Dosen Mengabdi, menambahkan bahwa untuk pengembangan desa, pertama perlu memotret kembali potensi desa sehingga jalur dan atraksi bisa terpetakan lebih baik.
Kedua, imbuhnya, pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) perlu lebih banyak melakukan observasi dalam wilayah desa. Termasuk melihat desa di sekitar Desa Benteng yang sudah berhasil mengembangkan kegiatan wisata. Hal ini akan membuka rute-rute yang bisa dikembangkan di Desa Benteng untuk wisata.
“Forum komunikasi internal juga perlu dibentuk sehingga dapat menjembatani aktivitas dari masing-masing pengurus desa serta pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Semuanya mengarah ke program desa yang kemudian dapat diramu menjadi profil desa,” jelas ketua Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi IPB University.
Sementara itu Kepala Desa Benteng, H Faka Harika SAp menjelaskan, Desa Benteng memiliki potensi tidak hanya alam tapi juga budaya. Tak hanya potensi wilayahnya yang besar, Desa Wisata Benteng juga sudah terbentuk organisasi kepengelolaan terkait desa wisata.
“Semoga setelah kondisi pandemi semakin turun, anggaran untuk desa wisata bisa dialokasikan lebih besar. Sehingga mendukung kegiatan wisata yang sempat terhambat karena pandemi,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, anggota Tim Dosen Mengabdi lainnya, Hudi Santoso SSos MSi memaparkan desa wisata di wilayah lain yang tetap membuka kegiatan wisata dengan prokes ketat selama pandemi.
“Semoga dengan kolaborasi antarpihak dan semangat dalam merealisasikan ke depan, desa wisata di Desa Benteng bisa berjalan,” ujar dosen Program Studi Komunikasi sekolah Vokasi IPB University.
Dr Rini Untari juga menyebutkan, sebagai destinasi wisata, Desa Benteng sudah memenuhi kriteria. Ini karena Desa Benteng sudah memiliki something to see, berbagai atraksi wisata alam serta budaya.
Sudah punya something to do, imbuhnya, berupa aktivitas yang dapat dirancang dari atraksi yang ada dan tentunya something to buy dengan keberadaan ratusan UMKM untuk bisa menyediakan buah tangan untuk pengunjung yang datang ke desa wisata.
“Desa wisata yang berkembang semoga akan memberdayakan banyak masyarakat dan berdampak pada berbagai komponen. Tidak hanya ekonomi juga ekologi serta sosial budaya masyarakat,” ujar dosen Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University.
Kegiatan Dosen Mengabdi ini juga melibatkan dua mahasiswa. Yaitu Nur Faizatul Luthfiah dari Program Studi Manajemen Agribisnis dan Maulki Fahru Rijal dari Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University.