Jumat 08 Oct 2021 00:41 WIB

PDIP Tanggapi Elektabilitas Partainya di Survei SMRC

PDIP akan menjadi partai yang paling menentukan untuk pencalonan di Pemilu 2024.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira memberikan keterangan pers.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira memberikan keterangan pers.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyebut bahwa meskipun elektabilitas PDIP tinggi, namun trennya alami penurunan. Menurutnya, meski demikian, elektabilitas PDIP masih berada jauh di atas Partai Golkar.

"Meskipun kali ini dari survei PDIP turun, tapi masih berada pada posisi teratas, dan distansinya dengan Partai Golkar yang nomor kedua masih cukup jauh. setengahnya. Sehingga, masih cukup jauh," kata Andreas dalam acara diskusi yang digelar secara daring, Kamis (7/10). 

Dia meyakini, partainya akan menjadi partai yang paling menentukan untuk pencalonan di Pemilu 2024. Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari jumlah kadernya yang menduduki jabatan kepala negara. 

"Karena juga hal lain yang harus kita lihat bahwa presiden inkumben sekarang adalah kader PDIP yang juga pasti akan ikut menentukan, baik dari segi tingkat keberhasilan menghadapi situasi sekarang yang kita hadapi, pandemi ini, dan juga menuju pada pemilu 2024" ungkapnya. 

Apalagi, lanjut Andreas, Presiden Jokowi berasal dari PDIP. Dia percaya, diri adanya faktor tersebut akan menentukan calon presiden yang akan datang. 

"Faktor presiden sekarang akan ikut menentukan capres yang akan datang. Terutama dari performance politik yang ditampilkan selama proses ini, selama pemerintahan sekarang ini," ucapnya.

Sebelumnya Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru bertajuk 'Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024'. Hasilnya PDIP ungul dengan 22,1 persen. 

Baca juga : Catat, 15 Aplikasi Resmi Terintegrasi dengan PeduliLindungi

"Jika pemilu dilakukan pada waktu survei atau ketika survei dilakukan pada 15-21 September, PDIP mendapat dukungan 22,1 persen," kata Deni Irvani dalam paparannya secara daring, Kamis (7/10).

Disusul oleh Partai Golkar dengan 11, 3 persen, kemudian PKB dengan 10 persen. Kemudian Partai Gerindra dengan 9,9 persen, dan Demokrat 8,6 persen. 

"Pada Maret 2020 PDIP mendapat 25,9 persen suara dukungan publik, kemudian pada survei terakhir pada Desember 2021 PDIP mendapat 22,1 persen, jadi cenderung menurun dari 25,9 menjadi 22,1," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement