Kamis 07 Oct 2021 16:29 WIB

Yenny Wahid: Pernyataan Pigai Multiinterpretasi

Pernyataan Pigai bukan hanya sekadar persoalan HAM, tapi kental unsur politisnya.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Wahid Institute Yenny Wahid angkat bicara terkait pernyataan Aktivis hak asasi manusia (HAM) Natalius Pigai. Menurutnya, apa yang disampaikan Pigai soal Papua tak sepenuhnya keliru karena masih banyak masalah yang belum selesai di Bumi Cendrawasih itu.

"Tentang Papua itu ada benarnya, ada banyak masalah soal keadilan sosial kesejahteraan masyarakat Papua yang masih harus ditingkatkan," kata Yenny Wahid dalam keterangan, Kamis (7/10).

Yenni meminta semua masyarakat mendengarkan sudut pandang tersebut sebagai bangsa. Meski demikian, dia juga melihat apa yang disampaikan Pigai ke muka publik bukan hanya sekadar persoalan HAM, tetapi kental unsur politisnya.

Dia mengingatkan, Pigai bukan hanya aktivis HAM, tetapi juga seorang aktivis politik yang punya tujuan-tujuan politis. Oleh karena itu, Yenny meminta, publik cermat dalam memahami pernyataan Pigai.

Dia menilai, pernyataan Natalius Pigai memiliki multiinterpretasi di mata publik atau pun pakar politik. "Kalau kita hanya membaca secara simplistik saja apa yang disebutkan Bung Pigai jelas itu salah, rasisme kepada siapa pun itu tidak dibenarkan," katanya.

Yenny menjelaskan, sikap rasisme kepada orang Papua, Jawa, Sulawesi atau Sumatera adalah hal yang salah dan tidak bisa diterima di Indonesia. Dia mengatakan, meskipun kesal dan marah, tapi sebaiknya kesalahan seseorang tidak dibalas dengan kesalahan yang sama karena pada akhirnya hanya akan membuat masalah baru.

"Ada satu ungkapan, puluhan kesalahan tidak membuat satu kebenaran. Jadi, walau kita kesal dan marah, tapi kita tidak boleh membalasnya dengan hal yang salah pula," katanya.

Lebih lanjut, Yenny mendukung pernyataan Natalius Pigai tentang persoalan-persoalan di Papua, tapi tidak membenarkan cara dalam mengekspresikan kekesalannya. Dia mengklaim, banyak orang Papua yang ia kenal yang tidak mendukung dengan apa yang yang disampaikan Pigai.

"Cara beliau mengekspresikan kekesalannya itu membuat kesalahan baru dan berakibat, berdampak pada masyarakat Papua sendiri," katanya.

Sebelumnya, pernyataan Aktivis HAM, Natalius Pigai meminta publik untuk tidak percaya dengan orang Jawa Tengah. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi sorotan publik. Pernyataan itu dianggap telah menghina.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement