Rabu 06 Oct 2021 17:46 WIB

Temuan Kasus Positif Dorong Perketatan Sistem Bubble PON

Evaluasi menyeluruh sistem kesehatan PON XX Papua harus dilakukan.

Suasana tribun penonton saat menyaksikan pertandingan bola voli Indoor Putra di GOR Voli Indoor Koya Kosa, Kota Jayapura, Papua Senin (4/10). PON XX Papua digelar pada masa pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, pembatasan jumlah penonton, serta menjaga jarak di setiap arena. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Data sementara, dari 29 kasus Covid-19 tersebut satu sudah dinyatakan sembuh, sementara 28 kasus lain masih dalam penanganan. Semua kasus berstatus tanpa gejala dan gejala ringan. Kasus terjadi di Jayapura, Mimika, dan Merauke.

Atlet-atlet yang positif Covid-19 tersebut saat ini ada yang dirawat di tempat isolasi terpusat terapung KM Tidar dan RS Provita. Selain itu, ada yang menjalani karantina mandiri. Tercatat tiga orang yang menjalani isolasi terpusat di KM Tidar, termasuk dua atlet.

Direktur RSUD Mimika dr Antonius Pasulu mengatakan hampir semua kasus positif adalah tanpa gejala. Ia merinci, satu orang atlet basket dari DKI Jakarta menderita gejala ringan, kemudian lima orang atlet judo masing-masing tiga orang dari DKI Jakarta dan dua orang dari Kaltim dinyatakan OTG atau tanpa gejala. Termasuk satu orang pemain futsal NTB.

Atas temuan kasus itu, satgas bersama petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika sudah langsung melakukan pelacakan terhadap kontrak erat atlet, ofisial dan anggota panpel yang terinfeksi Covid-19. "Semuanya (kontak erat) dinyatakan negatif," sebut Antonius.

Sebagian besar atlet dan ofisial yang dinyatakan positif Covid-19 itu rata-rata terdeteksi usai menjalani pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) untuk keperluan syarat penerbangan kembali ke daerah asalnya masing-masing. Mereka sudah menyelesaikan seluruh pertandingan. Seperti dua judoka Kalimantan Timur Melia Kubus dan Eko Haryono. Keduanya bersama seorang atlet dan manajer tim judo seharusnya dijadwalkan kembali ke daerah asalnya pada 3 Oktober 2021.

Dua hari sebelum keberangkatan, mereka menjalani tes usap PCR. Hasilnya, Melia dan Eko dinyatakan positif Covid-19 sehingga tidak bisa pulang. Keduanya harus menjalani isolasi hingga hasilnya tes PCR-nya negatif.

Sementara judoka Yaumil Aqsharini yang meraih medali perunggu PON XX Papua kelas 52 kg putri dan manajer tim judo Lukito hasil tes PCR-nya negatif sehingga bisa pulang ke Kaltim. Temuan kasus Covid-19 ini sempat membuat ofisial kontingen Kaltim sedikit kelabakan, tetapi mereka sangat yakin pihak penyelenggara PON Papua sudah menyiapkan segalanya untuk penanganan.

"Saya tetap bertahan di Mimika untuk mendampingi anak-anak hingga selesai menjalani isolasi," kata pelatih judo Kaltim Adianoor saat dihubungi Antara dari Jayapura.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang selama pelaksanaan PON XX berkantor di Papua menyatakan segera memanggil Panitia Pengawasan dan Pengarah (Panwasrah) bersama PB PON untuk membahas masalah temuan kasus corona ini. "Saya akan kumpulkan Panwasrah dan PB PON, beserta segenap elemen yang terlibat, berusaha meminimalisasi risiko transmisi Covid-19 melalui berbagai strategi, di antaranya penegakan protokol kesehatan (prokes) ketat," katanya.

PON Papua sebenarnya telah menjalankan prokes mulai dari masuk ke Bumi Cenderawasih. Setiap yang masuk ke provinsi paling timur Indonesia ini wajib melakukan tes PCR dengan hasil negatif Covid-19.

Hanya saja, virus corona belum sepenuhnya hilang, tetap menyebar dan dibuktikan dengan penemuan atlet, ofisial maupun panpel yang terkena Covid-19. "Ayo kita bersama-sama mengecek asal virus ini, karena sebelum datang ke Papua semua kontingen sudah tes PCR," kata Zainuddin, seraya menegaskan pertandingan PON tetap berjalan dengan prokes lebih diperketat.

PON Papua berlangsung pada 2-15 Oktober 2021 dengan mempertandingkan 37 cabang olahraga yang dibagi pelaksanaannya di empat daerah, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.

Meski baru dibuka pada 2 Oktober kemarin, ada beberapa cabang olahraga yang sudah memulai jalannya kompetisi dan perebutan medali sejak pertengahan September lalu.

Ketua DPR RI, Puan Maharani meminta agar ada evaluasi protokol kesehatan dalam penyelenggaraan PON XX Papua. "Harus ada evaluasi protokol kesehatan pada PON XX Papua. Kita tidak ingin keselamatan rakyat dipertaruhkan karena kurang optimalnya pelaksanaan prokes," kata Puan, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/10).

Ia meminta penyelenggara segera melakukan isolasi terhadap peserta PON yang terindikasi positif Covid-19. Puan juga mengingatkan pentingnya akurasi pelacakan serta sterilisasi untuk mencegah meluasnya penyebaran virus.

"Temukan apa yang salah hingga muncul cukup banyak kasus Covid-19. Semua pihak harus bergotong royong mencari solusi untuk menghindari semakin banyaknya peserta PON yang terpapar corona," imbuhnya.

Puan juga menyoroti longgarnya protokol kesehatan di lokasi penyelenggaraan PON. Sebab berdasarkan laporan, pemeriksaan dan pengawasan saat pertandingan kerap kali kurang maksimal.

"Jika penonton bergerombol, panitia harus segera mengingatkan. Termasuk apabila ada yang melepas masker. Penyelenggara bersama Satgas Penanganan Covid-19 harus menerapkan prokes sesuai dengan rencana awal," tegas mantan Menko PMK tersebut.

photo
Prokes PON XX Papua - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement