REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah menggandeng komunitas seni dan budaya lokal dalam upaya pengembangan desa wisata yang ada di wilayah itu. Kepala Dinas Pariwisata Rejang Lebong, Upik Zumratul Aini, mengatakan pelibatan komunitas seni budaya lokal tersebut bertujuan untuk menghidupkan 21 desa wisata tersebar dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong.
"Saat ini kami tengah menggandeng komunitas seni yang ada di Kabupaten Rejang Lebong salah satunya ialah sanggar seni tari, pelibatan komunitas seni tari ini untuk mendukung program pengembangan desa wisata yang ada di Kabupaten Rejang Lebong," kata dia, Selasa (5/10).
Dia menjelaskan pelibatan komunitas seni budaya lokal dalam pengembangan desa wisata di daerah itu untuk mengundang ketertarikan orang untuk datang ke sejumlah desa wisata di Rejang Lebong. Desa wisata tersebut harus didukung oleh 3A yakni adanya atraksi atau pertunjukan, akses, dan aset. Dengan adanya pertunjukan seni tari lokal ini, diharapkan bisa mengundang ketertarikan orang untuk datang ke sejumlah desa wisata yang ada di Rejang Lebong. Selain bisa menikmati keindahan alamnya, para wisatawan ini juga bisa menyaksikan pementasan kesenian daerah.
Untuk itu, pihaknya akan menggandeng sanggar seni tari Sanggar Bumie Pat Petulai guna bekerja sama dengan Desa Wisata Cawang Lama, Kecamatan Selupu Rejang, terkait dengan pementasan tarian lokal masyarakat suku Rejang yakni tari kejei. "Dipilihnya tari kejei untuk Desa Wisata Cawang Lama ini karena desa ini merupakan salah satu desa tertua yang ada di Kabupaten Rejang Lebong dan hingga saat ini adat istiadatnya di dalam masyarakat desa itu masih kental," jelasnya.
Selain itu, pengembangan desa wisata serupa juga akan dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong di Desa Barumanis, Kecamatan Bermani Ulu. Di tempat ini, pihaknya akan menyiapkan atraksi pencak silat. Menurut dia, penyiapan atraksi seni dan budaya lokal untuk mendukung pengembangan desa wisata ini akan dilakukan di 19 desa lainnya dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal yang di miliki masing-masing desa sehingga wisatawan bisa memilih akan menyaksikan atraksi seni budaya apa saja.