REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 19 atlet dan ofisial Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang berada di empat klaster dilaporkan positif Covid-19, yaitu Kota dan Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Timika. Satgas Covid-19 masih terus memonitor kondisi para atlet. Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan adanya 19 kasus ini menjadikan pembelajaran penyelenggara agar tetap hati-hati.
Meskipun saat ini positivity rate Covid-19 harian di Indonesia sudah 0,79 persen. Namun, kerumunan dari penyelenggaraan PON XX Papua sangat memungkinkan memunculkan klaster baru. Oleh karenanya, hal ini harus disikapi dengan bijak dan tegas.
"Tidak boleh euforia harus selalu waspada, 19 kasus ini jadi pembelajaran kita tetap hati-hati dan menjalankan protokol kesehatan sesuai aturan yang ditetapkan jangan sampai ada melonjak banyak lagi kasus," kata Zubairi kepada Republika.co.id, Selasa (5/10).
Indonesia, kata Zubairi, harus belajar dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang beberapa waktu lalu. Menurutnya, aturan untuk atlet saat Olimpiade Tokyo 2020 sangatlah jelas.
Misalnya, para atlet tidak boleh datang lebih lama dari lima hari menjelang bertanding. Setelah selesai bertanding harus pulang 48 jam paling lama. "Bila ada yang positif harus dikarantina atau isolasi dirawat di rumah sakit, para atlet juga tidak boleh terlalu lama berada di Papua. Paling lama dua hari setelah bertanding, jangan sampai sehabis penyelengaraan PON ada ledakan kasus lagi," ujarnya.
Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah Pekan Olahraga Nasional XX Papua, Mayjen TNI (Purn) Dr Suwarno mengatakan, kegiatan PON memang mengadopsi sistem bubble yang diterapkan pada saat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Aturan yang diadopsi yakni para atlet hanya boleh dari penginapan ke tempat pertandingan dan tidak diizinkan pergi kemana-mana.
"Mereka juga harus menjalani isolasi atau karantina di provinsi masing-masing sebelum berangkat," ujarnya dalam diskusi daring, Selasa (5/10).
Ia melanjutkan, bagi atlet yang akan melakukan pertandingan dengan kontak tubuh, H-1 sebelum pertandingan diwajibkan melakukan tes antigen. Pada saat akan kembali pun para atlet harus menjalani tes PCR untuk memastikan saat sampai di rumah masing-masing sehat.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Penangan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Dr Alexander Ginting, menyampaikan perhelatan PON XX di Papua ini mendapatkan antusiasme yang tinggi khususnya dari masyarakat Papua. Namun, kata dia, antusiasme tersebut harus tetap dijaga.
"Walau antusiasme tinggi, tapi dalam antusiasme itu kita jaga jangan terjadi ada klaster atau episenter pandemi yang sedang kita lalui ini. Kita juga terima kasih sekarang, baik Maluku-Papua itu PPKM Level 2," kata Alex .
Untuk mengantisipasi antusiasme yang tinggi ini, sambung Alex, Satgas Covid-19 bersama dengan pihak terkait di Papua sudah sejak jauh hari melakukan sosialisasi protokol kesehatan. Masyarakat Papua merasa PON ini pestanya Papua sehingga rasa antusiasme cukup tinggi.
Dengan seluruh persiapan yang sudah dilakukan ini, sambung Alex, maka jika nantinya ada orang yang bergejala, diharapkan agar tak memasuki area PON. "Kemudian juga kami sosialisasi dengan dinkes, kalau ada bergejala juga jangan keluar rumah. Ini juga penting sehingga jangan ada satu kasus positif atau bergejala datang ke area pertandingan," ujarnya.
Sebelumnya, Juru bicara Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Papua, dr Silwanus Sumule mengonfirmasi 29 kasus positif Covid-19 saat Pekan Olahraga Nasional XX Papua, per Selasa (5/10) malam WIB. Ia mengatakan, dari 29 kasus positif Covid-19 itu terdiri dari gabungan atlet, ofisial, dan panitia.
"Data yang kami kumpulkan hingga pukul 20.00 WIT (18.00 WIB) terdapat 29 kasus (positif Covid-19)," kata Silwanus dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/10) malam WIB.