Selasa 05 Oct 2021 08:56 WIB

Jalan Tengah Bursa Kandidat Ketua Umum PBNU 

Kristalisasi kandidat Ketum PBNU dalam dua calon potensial picu gesekan

Kristalisasi kandidat Ketum PBNU dalam dua calon potensial picu gesekan. Ilustrasi Gedung PBNU
Foto:

Oleh : Nashih Nashrullah, Redaktur Republika.co.id

Potensi gesekan ini ada mengingat Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU. Akhir September lalu memutuskan tidak melakukan pemilihan ketua umum atau ketua tanfidziyah PBNU menggunakan mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa), melainkan secara pengumutan suara (voting).

Berangkat dari fakta inilah, saya melihat pentingnya memunculkan jalan tengah, dengan menghadirkan nama-nama alternatif dalam bursa kandidat ketua Umum PBNU.

Belakangan ada beberapa nama yang cukup santer dan jadi perbincangan, antara lain dari nama KH Marsyudi Syuhud, A Muhaimin Iskandar, dan KH Masyhuri Malik. Nama sosok yang terakhir menguat lantaran legacy cukup signfikan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dan manajerial organisasi di tubuh NU, meski kiprahnya nyaris senyap luput dari sorotan media.  

Pada aspek kaderisasi, Kiai Masyhuri Malik, sukses menggawangi manajemen Program Kader Penggerak NU (PKP-NU). Program kaderisasi yang harus diakui terbilang moncer membangkitkan semangat ber-NU, hingga level ranting. Modal ini pula yang menjadikan sosok Kiai Masyhuri cenderung diterima di berbagai kubu dan kalangan Nahdliyin.

Sementara pada aspek manajerial organisasi, melalui Lazisnu, dia berperan aktif membangun semangat  kemandirian NU dengan metitikberatkan gotong royong dan  memassifkan program Koinisasi /infak sedekah, sehingga banyak sekali kegiatan sosial, pendidikan, dan kesehatan relatif terlaksana secara mandiri.  

‘Jalan tengah’ ini patut dipertimbangkan, di tengah urgensi dan mendesaknya konsolidasi NU menjelang 1 abad. Ada empat langkah konsolidasi yang mesti menjadi agenda besar NU yaitu konsolidasi ideologi, konsolidasi organisasi, konsolidasi ekonomi, dan konsolidasi politik (keumatan).

Baca juga : NPWP Bakal Dihapus dan Diganti NIK

Empat tahapan konsolidasi ini mesti ditopang dengan kaderisasi yang kuat dan berkesinambungan yang bertumpu pada upaya meneguhkan khitah NU sebagai organisasi organisasi supremasi ulama, kebangkitan ulama.

Bagaimanapun kekuatan dan kelebihan NU terletak restu kiai, habaib, dan ulama-ulama khos baik yang berada dalam struktural PBNU level Syuriah ataupun yang selama ini memilih jalan sunyi mendoakan bangsa.

Muktamar ke-34 NU di Lampung ini bagaimanapun mempunyai arti dan peran strategis menuju organisasi yang kuat dan mandiri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement