REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Bara Nusantara (BaraNusa) hari ini melaporkan Natalius Pigai ke Polda Metro Jaya terkait diduga rasis. Namun, pihak Polda Metro Jaya mengarahkan pelapor untuk menyerahkan laporan Mabes Polri.
"LP-nya kan dianjurkan untuk diperkuat di Mabes Polri," kata pengacara kelompok BaraNusa Muhammad Zaenal Arifin di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (4/10).
Arifin menjelaskan, laporan tersebut diarahkan ke Mabes Polri karena yang menjadi objek pelaporan masuk dalam lingkup nasional. Memang salah satu yang menjadi korban dugaan tindakan rasisme adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Karena ini isu nasional kemudian disangkutpaut sama KKB di Papua itu bisa meledak lagi. Kemudian ini lingkup Jawa Tengah," ujar Arifin.
Sementara itu Ketua Umum BaraNusa Adi Kurniawan menegaskan, pihaknya tetap melanjutkan cuitan dari Natalius Pigai. Menurutnya apa yang disampaikan Pigai itu tergolong berbahaya dalam persatuan negara. Bahkan dia menganggap Natalius Pigai sebagai ancaman.
"Justru Pigai bisa membahayakan orang-orang Papua, Pigai bisa membangun konflik yang semakin tajam antara orang-orang dari Pulau Jawa dengan Papua. Jadi menurut kita penting Pigai ditindak hukum," kata Adi.
Dalam tuitannya, Natalius Pigai jadi sorotan karena dinilai telah menyampaikan pesan rasialisme terhadap Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Namun Pigai membantah telah melakukan tindakan rasisme.
"Merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan)." demikian cuitan Pigai lewat akun Twitter-nya @NataliusPigai2 seperti dilihat, Sabtu (2/10).
Meski demikian, Pigai tak gentar menghadapi laporan terhadap dirinya. Bahkan Pigai mempersilakan siapapun yang hendak melaporkan dirinya terkait dugaan rasialisme. "Laporkan saja. Siapa yang rasis, itu perasaan pendukung Jokowi dan Ganjar," ujar Natalius Pigai saat dikonfirmasi Republika melalui pesan singkat, Ahad (3/10).
Kemudian Pigai menegaskan bahwa perbuatan hukum itu dilihat dari teks tertulis. Maka kemudian di hari itu juga akan, ia laporkan dan geger republik ini. Hal itu dikarenakan dirinya sudah digiring ke area yang salah dan berbahaya. Karena itu, dirinya tidak gentar menghadapi tudingan isu rasisme yang disematkan kepadanya. Namun ia juga menegaskan mempunyai batas Kesabaran.
"Saya sudah terlalu lama toleransi pada rasisme, saya tidak pernah melaporkan satu orangpun pelaku Rasis sudah ribuan orang," tutup Pigai.