Sebelumnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan kabar hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Dari akun YouTube Hersubeno Point, Gatot menyebut, diorama G30S/PKI yang hilang tersebut adalah momen ketika Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo untuk menumpas PKI.
Di diorama itu terlihat Mayjen Soeharto berdiri di hadapan Sarwo Edhie. Kemudian, di sebelahnya tampak Jenderal AH Nasution tengah duduk sambil memegang tongkat, dan mengangkat kakinya ke meja dengan diperban, usai ditembak personel Cakrabirawa.
"Mengapa saya sampaikan ini? Untuk mengingatkan bahwa indikasi seperti ini apabila dibiarkan maka peristiwa kelam tahun 65 bisa terjadi lagi. Betapa menyakitkan dan menyedihkan. Yang korban rakyat juga," ucap Gatot. Rizky Suryarandika
Gatot Nurmantyo kembali membuat kehebohan jelang peringatan G30SPKI dengan menuding TNI telah disusupi oleh komunisme. Gatot menjadikan hilangnya diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad sebagai dasar argumen.
Ini bukan pertama kalinya Gatot melontarkan suatu isu lalu menarik diri dari kehebohan yang dibuatnya sendiri. Pada September 2020, Gatot tercatat melempar isu pergantian jabatan dirinya sebagai Panglima TNI berkaitan dengan instruksinya memutarkan film G30S/PKI.
TNI memilih menanggapi isu tersebut dengan bijak. TNI menyatakan patung yang dimaksud bukan hilang, melainkan diminta kembali oleh penggagasnya yaitu Pangkostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
Baca juga : Shalawat Badar, Mimpi Pria Berjubah Putih dan Perlawanan PKI