REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi di Indonesia. Hingga Rabu 29 September, vaksinasi dosis pertama Jabar telah menyasar sekitar 15,7 juta penduduk atau 41,46 persen dari total sasaran sekitar 27,9 juta warga.
Kendati capaian vaksinasi tergolong tinggi secara keseluruhan, terdapat tiga daerah di Jabar yang diperkirakan baru akan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) pada 2023. Salah satu di antara tiga daerah itu adalah Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan data yang diterima Republika.co.id, capaian vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Tasikmalaya per 28 September baru mencapai 17,75 persen. Dari total sasaran sekitar 1,4 juta jiwa, baru 262.983 orang yang divaksin dosis pertama. Padahal, pelaksanaan vaksinasi di daerah itu juga didukung oleh TNI dan Polri.
"Kita setiap hari melakukan gebyar vaksinasi. Target 2.000 vaksin per hari dan itu tercapai," kata Kapolres Tasikmalaya, AKBP Rimsyahtono, Kamis (30/9).
Kendati demikian, upaya itu nyatanya tak banyak membantu percepatan vaksinasi. Sebab, distribusi vaksin yang datang melalui dinas kesehatan sangat terbatas.
Menurut dia, sejauh ini masalah utama pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Tasikmalaya adalah terbatasnya stok vaksin. "Kalau dosis (vaksin) ada, tenaga kita siap," kata dia.
Baca juga : Tes Antigen Acak Siswa dan Guru Digelar Pekan Kedua Oktober
Sementara itu, Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0612/Tasikmalaya, Letkol Inf Ary Sutrisno mengatakan, pihaknya sejak awal terus mendukung program vaksinasi dengan melakukan serbuan vaksinasi, juga melakukan vaksinasi reguler. Ia menyebutkan, hingga saat ini Kodim 0612/Tasikmalaya sudah melaksanakan vaksinasi pertama sebanyak 32 ribu dosis di Kabupaten Tasikmalaya. "Minggu ini akan kita tergetkan vaksin sebanyak 30 ribu dosis lagi," kata dia.
Ia menilai, masalah utama pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Tasikmalaya adalah pasokan yang kurang. Sementara antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi sudah cukup tinggi.
Ia menambahkan, tenaga vaksinator di lapangan selalu siap apabila vaksin tersedia. Namun ketika vaksin terbatas, kerja vaksinator juga terhambat. "Pasokan vaksin ke daerah sedikit terhambat, tak sesuai dibandingkan jumlah penduduk," kata dia.
Ary menjelaskan, di Kabupaten Tasikmalaya terdapat sekitar 1,4 juta penduduk yang mesti divaksin. Namun, stok vaksin yang didistribusikan ke Kabupaten Tasikmalaya disebut tak jauh berbeda jumlahnya dengan daerah lain yang jumlah penduduknya lebih sedikit.
"Sebenarnya, kalau melalui TNI dan Polri itu lancar. Yang melalui dinkes itu agak tersendat. Namun, dua minggu terkahir sudah mulai lancar," kata dia.
Ary berharap dukungan vaksin dari dari pemerintah provinsi ke Kabupaten Tasikmalaya dapat konsisten seperti yang terjadi selama dua pekan terakhir. Apabila dukungan vaksin konsisten, ia optimistis, capaian vaksinasi di Kabupaten Tasikmalaya dapat menembus angka 50 persen pada Desember.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, masih rendahnya capaian vaksinasi disebabkan distribusi vaksin yang masih terbatas. Padahal, menurut dia, minat masyarakat untuk menjalani vaksinasi sudah sangat tinggi
"Karena vaksinnya masih terbatas, kita belum bisa layani semua. Bahkan ada beberapa jadwal vaksinasi yang dibatalkan karena vaksinnya habis," kata dia.
Kendati demikian, ia menilai, saat ini distribusi vaksin dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) ke Kabupaten Tasikmalaya mulai lancar. Setiap pekan, selalu ada pendistribusian vaksin. Pihaknya juga terus melakukan upaya percepatab vaksinasi dengan melibatkan instansi lain seperti TNI dan Polri.
Baca juga : Sharon Florencia Gantikan Posisi Erick Thohir dalam Sehari