Rabu 29 Sep 2021 15:44 WIB

Kota Bogor Mulai PTM, Siswa Diawasi Sepulang Sekolah

PTM di sekolah akan diberhentikan sementara jika kedapatan siswanya berkerumun.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Memasuki masa dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM), pengawasan terhadap siswa dilakukan tidak hanya di sekolah, tapi juga ketika berada di luar sekolah. PTM di Kota Bogor berjalan mulai pekan depan. Jika ada siswa yang kedapatan berkerumun di luar sekolah, Polresta Bogor Kota akan merekomendasikan pada Wali Kota Bogor agar izin PTM di sekolah tersebut dicabut.

Hal itu disampaikan oleh Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro. Dia pun akan meminta tim patroli agar terus mengawasi siswa ketika di luar sekolah. 

Baca Juga

“Jangan sampai nanti saya cabut (izin PTM). Saya rekomendasikan pada Pak Wali Kota agar PTM di sekolah diberhentikan sementara karena anak-anaknya berkerumun di luar,” ujar Susatyo, Rabu (29/9).

Di samping itu, dia pun meminta agar orangtua murid mengawasi dan memahami jam berangkat dan pulang sekolah anaknya. Jangan sampai, tim patroli menemukan siswa berkerumun dengan alasan yang tidak jelas.

Apalagi, lanjutnya, saat ini situasi masyarakat sedang dalam euforia lantaran kasus Covid-19 di Kota Bogor sedang melandai. Ditambah dengan kondisi anak-anak yang sudah hampir dua tahun tidak belajar di sekolah.

“Maka itu akan kami periksa dan bukti pemeriksaan itu akan jadi bahan untuk evaluasi bagi para sekolah untuk kembali ke daring. Itu tentunya ada suatu euforia. Tapi kita tetap harus waspada,” tegasnya.

Susatyo menambahkan, selama PTM dilaksanakan di daerah yang berdekatan dengan Kota Bogor, pihaknya sudah mengamankan sekitar 50 pelajar yang kedapatan berkerumun bahkan akan melakukan tawuran. Dia pun khawatir hal ini bisa terjadi di Kota Bogor.

Sehingga, sambung dia, tak hanya menyiagakan tim patroli, dia pun akan turun ke lapangan sewaktu-waktu untuk mengawasi protokol kesehatan para siswa. Juga meminta agar pihak terkait yang kerap berinteraksi dengan siswa, seperti orangtua, pengantar, petugas keamanan, dan guru agar segera divaksinasi Covid-19. 

“Jadi atensi saya adalah kami juga akan melakukan penegakan protokol bagi para siswa. Berseragam, kumpul, nanti kami bisa rekomendasikan dicabut izin PTM-nya. Termasuk vaksin bagi semua,” ujar Susatyo.

Senada dengan Susatyo, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto akan menugaskan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor bersama direktur vaksin dari berbagai Organisasi Persngkat Daerah (OPD), camat, lurah, dan komite agar membagi tugas. Terutama pada jam rawan atau jam-jam menjelang siswa pulang sekolah. 

“Jadi dipastikan para pimpinan OPD nanti diserahkan tugas patroli seminggu, kondisi protokol kesehatan, sistemnya di tiap sekolah, dan nanti begitu menjelang bubar dipastikan bubarnya sesuai dengan protokol kesehatan. Dipantau naik apa, kemana,” ujarnya.

Dia pun meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas untuk berkoordinasi agar melaksanakan swab test antigen secara rutin. Baik sebelum PTM digelar, maupun secara berkala. 

“Paling tidak seminggu sekali antigen sampai terbangun sistem dan prokes yang betul-betul aman. Kita antisipasi dulu. Ini namanya preemptive,” ujarnya. 

Diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di 44 SMP, pada 4 Oktober mendatang. Selama PTM dilaksanakan, tim pengawas atau surveillance diminta untuk selalu siap dan siaga.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement