REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua memberikan pendampingan untuk pemulihan fisik dan psikis tenaga kesehatan (nakes) korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB). IDI meminta tenaga kesehatan di Papua dijamin keamanan dan keselamatannya.
"Serangan terhadap fasilitas dan layanan kesehatan di Puskesmas Kiwirok tidak hanya mengorbankan tenaga kesehatan, namun juga menghilangkan sarana dan hak masyarakat setempat yang membutuhkan bantuan atau penanganan medis dan kesehatan," kata Ketua IDI Wilayah Papua dr Donald Aronggear, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (26/9).
Hampir dua pekan usai penyerangan para tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, yang dilakukan oleh KKB. Donald menuturkan IDI Papua menyadari di masa pandemi ini, selain risiko infeksi COVID-19, tenaga kesehatan yang bertugas di Papua juga memiliki beban kerja yang berbeda serta mengalami risiko kesehatan dan keselamatan kerja lain yang bersifat biologis, fisik, maupun psikososial.
Namun, keselamatan seluruh tenaga kesehatan yang berperan memberikan pelayanan kesehatan merupakan prioritas bagi negara.
Donald mengatakan masyarakat di wilayah pedalaman Papua terutama di Pegunungan Bintang masih membutuhkan pelayanan dan penanganan masalah kesehatan. Namun, agar para tenaga kesehatan dapat bekerja dengan tenang dan maksimal, IDI Papua meminta jaminan keamanan dan keselamatan pada saat mereka bertugas agar mereka dapat melayani masyarakat setempat dengan baik.
Jenazah Perawat analis Gabriela Meilani sudah berhasil dievakuasi oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan sudah dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Hitam di Jayapura. IDI Papua mengapresiasi TNI-Polri yang telah membantu proses evakuasi tersebut, dan menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya salah seorang anggota TNI yang tewas saat proses evakuasi jenazah.