Jumat 24 Sep 2021 03:22 WIB

Sosok Ki Ageng Gribig Menurut Airlangga Hartarto

Ki Ageng Gribig dikenal masih keturunan Brawijaya V

Makam Ki Ageng Gribig (ilustrasi)
Foto: istimewa/doc humas
Makam Ki Ageng Gribig (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyelenggarakan haul Ki Ageng Gribig. Sebenarnya siapa Ki Ageng Gribig itu?.

Airlangga sebagai salah seorang keturunannya menjelaskan bahwa Ki Ageng Gribig adalah seorang ulama besar Jawa."Ki Ageng Gribig atau yang bernama asli Wasibagno Timur adalah ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Klaten dan sekitarnya. Ia juga dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V," kata Airlangga, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/9).

Semasa hidupnya, ia menjadi amir tanah perdikan di Jatinom. Ia adalah penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung. Atas jasanya Kiai Ageng Gribig dianugerahi putri adik sinuhun bernama Raden Ayu Mas sebagai istrinya.

Selain itu, dia juga diberi kebebasan untuk memilih rumah yang akan ditempati bersama keluargannya. Namun, karena sikap rendah hatinya yang selalu tertanam di dalam dirinya, akhirnya Ki Ageng Gribig memutuskan untuk tetap tinggal di Klaten. "Ki Ageng Gribig memilih tinggal di Klaten untuk mengerjakan kerja dakwah. Ki Ageng Gribig berhasil menjadikan Jatinom pusat penyebaran Islam di Jawa," kata dia.

Airlangga menyebut, Ki Ageng Gribig memiliki ciri khas dalam berdakwah dan hingga kini selalu dikenang oleh masyarakat di Klaten. Salah satu metodenya yaitu dengan membagikan kue dan sembari mengucapkan kalimat Ya Qowiyyu, dan seterusnya, sebagai doa untuk meminta kekuatan kepada Allah.

Oleh masyarakat, kue ini kemudian dikenal dengan nama kue apem, saduran dari Bahasa Arab, Affan, yang memiliki makna dan filosofi sebagai permohonan ampunan kepada Allah. Tradisi pembagian kue apem inilah yang kemudian secara rutin dilaksanakan Ki Ageng Gribig, dan kemudian dilanjutkan pula oleh para muridnya dan masyarakat Jatinom sampai sekarang.

Dari penyebutan kata Ya Qowiyyu ini pula, tradisi Saparan di Jatinom juga disebut masyarakat dengan nama tradisi “Ya Qowiyyu”. Peringatan haul pada momen Saparan ini pula, kemudian pada perkembangannya sekaligus dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan seperti kirab budaya, lomba panahan, dan peringatan haul Ki Ageng Gribig.

Airlangga yang hadir di kegiatan haul tersebut terlihat mengenakan baju koko lengan panjang, yang dipadukan dengan celana bahan warna hitam, ia nampak khusyuk mengikuti kegiatan tersebut. Suasana haru terlihat menyelimuti acara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement