REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyatakan, program tersebut telah berhasil meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pesertanya. "Ini tentang skor mereka, apakah mereka itu semakin bagus pengetahuan, keterampilan atau attitude salah satu indikatornya itu adalah kenaikan skor pre-test versus post-test," kata Denni dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau dari Jakarta pada Kamis (23/9).
Menurut tes yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja terhadap sekitar 2 juta orang memperlihatkan kenaikan dari skor 55 untuk tes sebelum pelatihan yang naik menjadi 69 sesudah tes. "Secara statistik meningkat sangat signifikan," tegasnya.
Kartu Prakerja sendiri sampai pada September 2021 telah membuka Gelombang ke-21 dengan terdapat sekitar 5,9 juta penerima program pelatihan yang juga memberikan insentif setelah pelatihan saat pandemi tersebut. Sedangkan pada 2020 yang mencakup Gelombang 1 sampai dengan Gelombang 11 terdapat total penerima 5,5 juta penerima Kartu Prakerja.
Denni dalam diskusi itu menyebut bahwa Kartu Prakerja paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dengan hasil survei dari peneliti pasar global Ipsos asal Amerika Serikat menemukan program tersebut berada di posisi teratas sebagai bantuan yang paling bermanfaat. Dia juga merujuk survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan mayoritas peserta menyatakan keterampilan kerjanya meningkat berkat program itu.
"Dalam monitoring KPK terhadap Kartu Prakerja yang terakhir pada 5 Agustus, pimpinan KPK mengatakan bahwa sistem Prakerja adalah best practice dan bisa dijadikan contoh bagi program-program lainnya," jelas Denni.