Rabu 22 Sep 2021 23:08 WIB

Enggan Terbuai, Polri Tetap Fokus Kendalikan Covid 19

Enggan Terbuai Penurunan, Polri Tetap Fokus Kendalikan Covid 19 Meskipun angka kasus

Warga terjaring razia penegakan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (20/9/2021). Razia gabungan Polisi, TNI, dan Satpol PP tersebut tetap diselenggaran secara berkelanjutan meskipun status PPKM kota tersebut turun dari level 3 menjadi level 2.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Warga terjaring razia penegakan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (20/9/2021). Razia gabungan Polisi, TNI, dan Satpol PP tersebut tetap diselenggaran secara berkelanjutan meskipun status PPKM kota tersebut turun dari level 3 menjadi level 2.

REPUBLIKA.CO.ID, Meskipun angka kasusnya mengalami penurunan yang signifikan, Polri enggan terbuai dalam mendukung penanganan Covid 19 di tanah air.

"Kita tetap melakukan dan menegakkan strategi pengendalian Covid 19," kata Kapolri Jendral Pol. Listyo Sigit Prabowo sebagaimana dikutip oleh Kabag Yaninfodok PID Polri, Kombes Tjahyono Saputro, dalam webinar Humas Polri, Rabu (22/9) siang.

Tjahyono menjelaskan, ada 5 program Polri terkait Covid 19, yaitu: Pertama, bantuan sosial.Kedua, percepatan vaksinasi. Ketiga, pengerahan tenaga medis. Keempat, kampung tangguh nusantara. Kelima, penegakan hukum.

Menurut Tjahyono, Polri melaksanakan 604  kegiatan vaksinasi, menurunkan 40.336 personel sebagai tracer, dan 15.000 personel nakes.

Sebelumnya Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Prabowo Argo Yuwono dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kabag Mitra Biro Penmas Polri, Kombes Pol. Drs. Sumarto, M.Si  mengatakan, dengan jumlah penduduk yang besar dan program jaring pengamanan osial yang tidak semapan negara maju,  penanganan Covid 19 bukan perkara mudah.

"Namun bukan Indonesia jika menyerah dalam situasi tersebut," kata Argo.

Kadiv Humas Polri itu menjelaskan, silih berganti kebijakan secara dinamis diputuskan untuk memastikan penanggulangan persebaran Covid 19 dapat ditangani dengan baik, dari PSBB hingga ke PPKM.

“Bersyukur karena usaha tidak menghianati hasil. Kasus Corona 19 di Indonesia terus mengalami penurunan, berbeda dengan sejumlah negara tetangga yang terus naik," ujar Argo.

Polri mencatat angka tertinggi kasus Covid 19 terjadi pada 15 Agustus 2021 yang mencapai 56.757 kasus. Sementara per 12 September 2021, Indonesia mencatat 3779 kasus baru, terendah selama sepekan terakhir.

Mengutip prediksi Menkes pada 2022 akan ada 1,9 juta kasus positif. Namun  prediksi ini akan berbeda jika muncul varian baru Covid 19, dalam setahun bisa berjumlah 3,9 juta.

Karena itu, lanjut Kadiv Humas, Kapolri telah memerintahkan jajaran Polri untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi massal agar target yang ditetapkan Presiden Jokowi 2 juta per hari segera tercapai. 

Ia menyebutkan, hingga 12 Agustus 2021, Indonesia telah masuk daftar 10 besar negara dengan jumlah penyuntikan vaksin Covid 19 terbanyak, yaitu 79,05 juta, menempati peringkat teratas di Asia Tenggara.

Harus Dipertahankan

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid 19, Dr. Sonny B. Hamadi, dalam paparannya menjelaskan, Indonesia saat ini berada dalam masa strolling. Karena itu, jumlah kasus harus dipertahankan serendah mungkin dalam waktu yang lama.

"Kunci menahan gelombang baru adalah mengendalikan jumlah kasus, sekitar 2.700 per hari," terang Sonny.

Ia menjelaskan pengendalian dapat dilakukan melalui pembatasan sosial, penguatan pokes, 3T, 3M hingga bisa ditahan penyebaran kasus baru.

Senada dengan Sonny, Jubir Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, bahwa potensi penyebaran kembali gelombang Covid 19 masih ada. Karena itu, selain peningkatan vaksinasi, ia berharap dilakukannya kontrol atas relaksasi PPKM di sejumlah daerah.

"Perlu kerjasama semua instansi dan pemerintah daerah agar relaksasi PPKM tidak menjadi sumber penyebaran baru Covid 19," kata Nadia.

Ia juga mengingatkan perlunya kontrol yang ketat dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang kini dilakukan di banyak daerah.

"Jangan seperti di AS, Covid 19 meledak lagi saat sekolah dibuka kembali," terang Nadia.

Adapun dosen Universitas Esa Unggul, Dr. CDP Wekadigunawan, Ph.D menyampaikan, kampanye vaksin harus terus menerus dilakukan dengan mengikutsertakan tokoh agama, tokoh masyarakat sampai di tingkat RT, RW untuk mengejar herd immunity 70-80%. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement