Selasa 21 Sep 2021 19:11 WIB

Satgas: Waspadai Gelombang Ketiga Covid-19

Lonjakan kasus di Indonesia Juli lalu akibat masalah lokal bukan dari dampak global

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Petugas membersihkan ruangan di Shelter Isolasi Mandiri Gose, Bantul, Yogyakarta, Senin (20/9). Hampir dua pekan shelter isolasi mandiri penyintas Covid-19 kosong. Hal ini seiring dengan turunnya kasus positif Covid-19 di Yogyakarta. Namun, saat ini shelter tetap bersiaga menerima warga yang isolasi Covid-19 jika terjadi lonjakan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas membersihkan ruangan di Shelter Isolasi Mandiri Gose, Bantul, Yogyakarta, Senin (20/9). Hampir dua pekan shelter isolasi mandiri penyintas Covid-19 kosong. Hal ini seiring dengan turunnya kasus positif Covid-19 di Yogyakarta. Namun, saat ini shelter tetap bersiaga menerima warga yang isolasi Covid-19 jika terjadi lonjakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat agar mewaspadai terjadinya gelombang ketiga kasus Covid-19 yang saat ini tengah terjadi di dunia. Meskipun perkembangan kasus di Indonesia saat ini mengalami tren penurunan, namun masyarakat diminta agar tak lengah.

“Dengan pola kenaikan kasus Indonesia yang relatif lebih lambat dari kenaikan kasus dunia, tentunya kita perlu mewaspadai kondisi dunia yang saat ini tengah mengalami //third wave//,” jelas Wiku saat konferensi pers, Selasa (21/9).

Wiku  menjelaskan pola kenaikan kasus di Indonesia jika dibandingkan dengan dunia. Pada lonjakan pertama, baik Indonesia maupun dunia sama-sama mengalaminya di periode Natal dan Tahun Baru yaitu di Januari 2021.

Namun, dunia mengalami gelombang kedua lebih cepat dibandingkan Indonesia yaitu pada April. Sedangkan Indonesia baru menyusul gelombang kedua pada Juli, selang 3 bulan dari gelombang kedua di dunia.

Kemudian saat dunia sedang mengalami gelombang kedua, Indonesia justru sedang mengalami titik terendah kasus mingguan. Dan saat kasus di Indonesia mulai meningkat, justru dunia sedang mengalami penurunan kasus sebelum akhirnya kembali meningkat dan mencapai gelombang ketiga.

“Pada pola second wave, di mana terdapat jeda 3 bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam 3 bulan ke depan kita akan kembali memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru 2022. Yang artinya potensi kenaikan kasus semakin meningkat,” ucap Wiku.

Dari pola lonjakan kasus antara dunia dan Indonesia ini menunjukan bahwa lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu tidak berkontribusi signifikan terhadap kasus dunia, mengingat pada waktu yang sama dunia tengah mengalami penurunan.

Begitu pula sebaliknya, lonjakan kasus yang terjadi di tingkat global dan sejumlah negara tidak memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan kasus di Indonesia. Hal ini terlihat dengan kasus Covid-19 yang melandai di saat kasus di negara lain melonjak.

Menurut Wiku, kondisi ini dapat terjadi karena upaya penjagaan batas negara yang ketat. Sehingga kasus impor dari negara-negara yang sedang mengalami lonjakan dapat ditekan seminimal mungkin.  

Wiku mengatakan, lonjakan kasus yang terjadi di Indonesia pada Juli lalu pun tidak disebabkan oleh naiknya kasus global ataupun datang dari negara-negara lain. Namun lonjakan kasus ini terjadi dari dalam Indonesia sendiri.

“Beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri serta sikap abai terhadap protokol kesehatan,” kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement