Senin 20 Sep 2021 20:28 WIB

Indonesia Diminta Waspada Kasus Mutasi Covid Negara Tetangga

Singapura dan Filipina mengalami peningkatan kasus Covid-19 karena mutasi virus

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Kasus Covid-19 Naik. Beberapa negara tetangga Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 seperti Singapura hingga Filipina dan mutasi virus seperti Mu banyak beredar.
Foto: republika/mardiah
Ilustrasi Kasus Covid-19 Naik. Beberapa negara tetangga Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 seperti Singapura hingga Filipina dan mutasi virus seperti Mu banyak beredar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara tetangga Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 seperti Singapura hingga Filipina dan mutasi virus seperti Mu banyak beredar. Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani meminta pemerintah Indonesia tetap mengetahui informasi perkembangan kasus Covid-19 hingga varian baru virus di negara-negara lain, termasuk negara tetangga.

"Tak hanya memantau kasus Covid-19 di sini, Indonesia juga bisa membuka informasi Covid-19 di negara lain sebagai upaya antisipasi," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (19/9) lalu.

Baca Juga

Artinya, dia melanjutkan, kalau kasus Covid-19 di sebuah negara meningkat maka otoritas harus segera identifikasi. Ini termasuk jika varian baru virus berkembang di negara lain, kemudian pemerintah Indonesia harus segera bergerak. Caranya yaitu melakukan pembatasan dan skrining untuk orang asing atau orang Indonesia dari negara lain termasuk negara-negara tetangga.

Terkait pembatasan masuknya Warga Negara Asing (WNA) hingga Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri hanya bisa melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten serta Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Untuk pelabuhan melalui Pelabuhan Batam, Kepulauan Riau dan Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara. Untuk pos lintas batas negara (PLBN), hanya dibuka di Terminal Entikong dan Aruk, Kalimantan Barat.

"Karena begitu ada kasus varian suatu negara dan itu menjadi concern organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) maka harus segera direspons oleh pemerintah Indonesia, jangan sampai terlewat. Jangan sampai setelah ditemukan kemudian baru berpikir bagaimana upaya antisipasinya," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah negara ini pasti memiliki pertimbangan kenapa tempat-tempat tersebut dipilih jadi lokasi pintu masuk kedatangan luar negeri. Menurutnya, ini upaya untuk mencegah orang asing atau orang Indonesia dari luar negeri yang membawa Covid-19 dan mutasi virus. Ia memperkirakan kemungkinan pembatasan akses masuk Indonesia di tempat-tempat tersebut hanya sementara. Menurutnya, pemerintah masih menunggu situasi.

"Kemudian kalau munculnya varian baru virus sudah mereda maka bisa dibuka secara umum," ujarnya.

Sebelumnya, beberapa negara tetangga Indonesia menunjukkan penigkatan kasus Covid-19. Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki tren naik. Pada Sabtu, (18/9) Negeri Singa itu melaporkan 1.009 kasus yang ditemukan dalam 24 jam.

Selain itu, dari segi kematian, terdapat tambahan satu orang lagi yang wafat akibat virus corona baru itu. Korban ke-60 itu merupakan seorang lansia berusia 90 tahun yang belum divaksin dan memiliki riwayat kanker, penyakit jantung dan pneumonia.

Dengan kenaikan ini, jumlah total infeksi Covid-19 di negara itu telah mencapai angka 76.792 kasus diiringi 60 kematian.

Sementara Filipina sendiri masih belum menunjukan tren penurunan infeksi. Menurut data John Hopkins, secara rata-rata perpekan, negara pimpinan Presiden Rodrigo Duterte itu masih menunjukan angka infeksi di level 20 ribu kasus. Secara rinci, wilayah metropolis Manila menjadi wilayah yang paling banyak mencatatkan angka infeksi Covid-19, yakni sebesar 758 ribu kasus.

Dengan tren infeksi ini, jumlah total infeksi Covid-19 di negara itu telah mencapai angka 2,32 juta kasus diiringi 36 ribu lebih kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement