REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan makhota dari burung cenderawasih asli dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Langkah ini penting untuk memberikan perlindungan terhadap jenis cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor) dan cenderawasih kuning besar (Paradisaea apoda) yang melekat dalam tatanan adat sebagian besar suku di Papua.
"Gunakan mahkota cenderawasih imitasi sebagai pengganti yang asli," kata Kepala BBKSDA Papua Edward Sembiring di Jayapura, Senin.
Menurut Edward, perlindungan terhadap satwa cenderawasih harus menjadi perhatian semua pihak. Ia menilai, ajang PON XX yang akan digelar di Papua dapat menjadi ancaman serius bagi cenderawasih karena ada potensi penggunaan mahkota cenderawasih asli.
Edward menjelaskan, salah satu langkah tepat mencegah tindak ilegal terhadap cenderawasih adalah dengan memproduksi mahkota imitasi. Hal ini telah dirintis oleh Kelompok Desa Binaan Konservasi Kena Nembey di Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.