REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kader PPP, Abraham Lunggana, alias Haji Lulung baru saja kembali menjadi politikus partai berlogo ka'bah. Dalam pernyataan politik perdananya Ahad (19/9) ini, dia meminta maaf karena sempat ada konflik internal di tubuh partai PPP.
"Saya bisa mewakili teman-teman di Jakarta, ada teman DPP juga, meminta maaf kepada semua masyarakat Jakarta dan umat Islam khususnya kalau kita dahulu memang konflik," ujar Lulung kepada awak media di Jakarta, Ahad (19/9).
Dasar itu pula, kata dia, yang menjadikan pilkada setelahnya tidak sesuai dengan azas partai. Karenanya, ia menghaturkan maaf dan berniat menjalankan kembali roda organisasi partai. "Barangkali itu. Jadi izinkan saya minta maaf dan dibukakan pintu maaf," lanjut dia.
Dia menambahkan, tujuannya masuk kembali ke partai tersebut, adalah demi mengutamakan aspirasi umat Islam di Jakarta. Sehingga, PPP, khususnya DPW, kata dia, bisa menjadi penampung masyarakat DKI.
Lebih lanjut, dengan memanfaatkan sayap pemuda PPP atau Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), dia berharap ada kolaborasi generasi muda dan tua. Sehingga, ke depan menurut Lulung, sinergi positif antar generasi bisa semakin tumbuh.
Sebagai informasi, partai dengan mayoritas warna Hijau itu sempat diterpa berbagai persoalan internal pada 2014 silam. Dalam kejadian itu, PPP menumbuhkan dua faksi, Djan Faridz sebagai ketua umum sesuai Muktamar partai di Jakarta, dan versi Romahurmuziy dari Muktamar di Surabaya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Djan kalah dalam peninjauan kembali (PK) sehingga melanjutkan perpecahan. Pada 2018, pergolakan yang memanas membuat Djan mundur dan menjadikan ketua umum dijabat oleh Humphrey Djemat. Khusus Lulung, dia sempat bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) sebelum akhirnya kembali ke PPP.