REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta daerah yang keterisian fasilitas isolasi terpusat (isoter)-nya rendah, agar melakukan evaluasi kasus positif di wilayah tersebut. Wiku berharap daerah mengecek kasus positif isolasi mandiri agar diimigrasikan ke fasilitas isolasi terpusat.
"Bagi daerah dengan (isolasi terpusat) keterisian rendah, tetap terus evaluasi keberadaan kasus positif yang melakukan isolasi," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (10/9).
Ia meminta pemerintah daerah memastikan masyarakat mendapat hak untuk melakukan isolasi dengan fasilitas yang memadai dan terpantau dengan baik oleh tenaga kesehatan yang profesional yang sepenuhnya disediakan oleh pemerintah daerah.
Wiku menyebut, keterisian tempat tidur di fasilitas isolasi terpusat secara nasional cukup beragam. Untuk wilayah yang isolasi terpusatnya tergolong rendah dan terkendali yakni antara 30-40 persen ada di Provinsi Lampung, Banten, NTT, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Sedangkan yang tergolong tinggi atau lebih dari 70 persen yakni Provinsi Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara. Karena itu, jika ada daerah yang tingkat keterisian tempat tidur isolasi terpusatnya sangat rendah untuk mengecek kembali.
"Bagi daerah dengan keterisian fasilitas isolasi terpusat yang amat rendah mencapai 0 persen seperti Aceh dan Gorontalo mohon untuk mengevaluasi apakah kasus positif yang ada sudah benar-benar dimigrasikan ke fasilitas isolasi terpusat," ujarnya.
Selain itu, Wiku juga berharap pemerintah daerah yang hingga 7 September belum memiliki fasilitas isolasi terpusat agar membuatnya segera. "Seperti Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu untuk segera menggunakan APBD dan pengadaan fasilitas isolasi terpusat," ujarnya.