REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto yang kini menjabat Menteri Pertahanan unggul dalam sejumlah survei mengenai tingkat keterpilihan calon presiden (capres). Meskipun beberapa kali gagal dalam pemilihan presiden (pilpres) sebelumnya, Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai, Prabowo masih memiliki peluang untuk maju dalam Pemilu 2024.
Igor mengatakan, hal itu tergambarkan dalam hasil survei SPIN yang menunjukkan tingkat popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas Prabowo berada di urutan pertama. Prabowo mengantongi tingkat popularitas sebesar 89,1 persen, akseptabilitasnya 76,7 persen, dan elektabilitas 21,9 persen.
"Publik juga sebenarnya secara enggak langsung kembali memberi kesempatan kepada Menhan atau Komandan Jenderal Kopassus ini untuk bisa kembali bertarung atau menjadi kandidat di pemilu berikutnya yaitu tahun 2024," ujar Igor dalam rilis hasil survei secara daring, Rabu (8/9).
Igor menyebutkan, selisih angka elektabilitas Prabowo dengan kandidat capres di bawahnya cukup besar. Elektabilitas Prabowo disusul berturut-turut oleh Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan (16,1 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (15,6 persen), dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 8,7 persen.
Menurut dia, ada kemungkinan Prabowo kembali berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno yang kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Prabowo juga dapat dipasangkan dengan Ketua DPR Puan Maharini yang juga Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Selain itu, kata Igor, Prabowo pun bisa dipasangkan dengan kader PDIP Ganjar Pranowo. Semua skenario sangat mungkin dilakukan, termasuk Prabowo dipasangkan dengan Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Dia menjelaskan, untuk menentukan pasangan capres dan calon wakil presiden, ada empat kondisi yang diperhatikan, antara lain, etnis Jawa atau luar Jawa, jenis kelamin, latar belakang sipil atau militer, dan usia tua atau muda. Namun, hal tersebut tentu kembali bergantung pada manuver elite saat waktunya kian dekat menjelang pencalonan pilpres.
"Di atas kertas walaupun survei opini publik mengatakan ini lebih cocok berpasangan dengan ini, yang lebih penting kan manuver elite di tingkat akhir di injury time," ujar Igor.
SPIN melakukan survei pada 7-21 Agustus dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan kepada 1.670 responden yang tersebar di 34 provinsi dengan wawancara langsung dan bantuan kuesioner. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of error kurang lebih 2,4 persen.