Rabu 08 Sep 2021 00:30 WIB

Industri Garmen di Rutan Surakarta Banjir Pesanan

Rutan Kelas 1 Kota Surakarta memiliki panbrik garmen di dalam rutan.

Menjahit ilustrasi
Foto: Antara
Menjahit ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --  Rumah Tahanan Kelas 1 Kota Surakarta mempunyai industri garmen satu-satunya di dalam Rutan di wilayah Jawa Tengah. Saat pandemi, industri garmen ini justru mulai kebanjiran pesanan dari pihak ketiga atau masyarakat.

Kepala Rutan Kelas 1 Kota Surakarta, Urip Dharma Yoga mengatakan, Rutan kelas 1 Surakarta pabrik garmen di dalam Rutan ini merupakan kerja sama dengan CV Amura Pratama. Pabrik kini mendapatkan pesanan menjahit kaos dari pihak ketiga asal Tangerang Banten sebanyak 3.000 potong.

Baca Juga

"Kami sejak mendirikan industri garmen di dalam Rutan Kelas 1 Surakarta, pada Juni 2021 dengan tenaga kerja warga binaan pemasyarakatan (WBP) ini, awalnya mendapat pesanan sebanyak 3.900 buah goodie bag, dan kini datang lagi pesanan berupa kaos berkerah sebanyak 3.000 potong," kata Urip Dharma.

Bahkan, industri garmen di dalam Rutan Kelas 1 Surakarta sempat menolak pesanan garmen dari pihak ketiga asal Bandung karena terbatasnya kemampuan produksi. Urip Dharma mengatakan pihaknya yang bekerja sama dengan CV Amura Pratama tersebut bahan baku kaos sebanyak enam karung besar telah tiba di pabrik garmen Rutan Kelas 1 Surakarta, Selasa ini.

"Jadi kami tidak hanya melatih para narapidana warga binaan dengan membekali pelatihan saja untuk menjahit, tetapi mereka selain mendapatkan pelatihan juga menerima pesanan produksi yang pertama berupa goodie bag dan sudah selesai dikerjakan. Warga binaan sebagai tenaga kerja menjahit juga mendapatkan upahnya," katanya.

Menurut dia, warga binaan yang mendapat pelatihan ada 50 tenaga kerja. Mereka akan kembali bekerja memenuhi pesanan sebanyak 3.000 potong kaos berkerah dari pemesan di Tangerang. Upah nanti yang menentukan dari pihak mitra kerja yakni CV Amura Pratama.

Menurut dia, industri garmen di dalam Rutan Surakarta ini, akan dipertahankan selama-lamanya. Industri garmen ini menjadi bekal ketrampilan untuk warga binaan, dan memberikan penghasilan warga binaan meski mereka masih berada di dalam rutan Surakarta.

Dia mengatakan sebanyak 50 orang warga binaan Rutan Kelas 1 Surakarta yang dijadikan tenaga kerja melalui tahapan yakni asesmen oleh Balai Pemasyarakatan Surakarta (Bapas). Jika warga binaan yang menjadi tenaga penjahit keluar dari Rutan dapat melanjutkan menjadi tenaga kerja di CV Amura Pratama di luar Rutan. Sebab, mereka sudah memiliki sertifikat kemampuan menjahit dari Balai Diklat Industri Yogyakarta dan CV Amura Pratama selaku perusahaan yang mempekerjakan.

"Sertifikat kemampuan menjahit itu, bisa untuk mencari kerja setelah warga binaan bebas murni di luar Rutan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement