Ahad 05 Sep 2021 13:20 WIB

Jaarig Ratu Juliana, Melek dan Coklat Ma'il Ingus

Kisah Jakarta masa pendudukan Belanda

Suasana Jakarta di tahun awal Kemerdekaan. Ibu-ibu ramai mandi dan cuci di pinger kali.
Foto: Gahetna.nl
Suasana Jakarta di tahun awal Kemerdekaan. Ibu-ibu ramai mandi dan cuci di pinger kali.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Sejarawan, Budayawan Betawi, dan Politisi Senior.

Saya masuk Sekolah Rakyat (SR) tahun 1948 di SR Taman Sari II Jakarta. Teman-teman banyak yang sudah besar-besar karena situasi penjajahan, perang dan revolusi membuat mereka terlambat masuk sekolah.

Kala itu, tahun 1948 masih dalam era RIS dimana wilayah Jakarta pun terbagi dua: Republik dan Belanda dengan batas yang tak diketahui umum. Indikasinya cuma adanya serdadu Belanda. Daerah Belanda dijaga serdadu Belanda walau tak semua.

Bahkan, orang tua saya tak tahu kalau SR Taman Sari II itu termasuk wilayah pendudukan Belanda. Jadi saya sempat sekolah di bawah teritori bukan RI, yakni wilayah pendudukan Belanda.

Pada suatu hari di tahun 1949 di mana saya sudah kelas II, guru memberi pengumuman yang hari itu tak ada pelajaran. Ini karena ada perayaan acara 'jaarig' (ulang tahun) Ratu Juliana. Saya tidak mengerti akan apa yang terjadi karena kami masing-masing diberi satu paket makanan berupa coklat, susu, dan biskuit.

Hati gembira nian. Pas pulang dekat pintu guru berdiri membagi-bagikan bendera merah putih biru. " Ini agak janggal," kata hatiku.

Saya bersama teman pulang dengan hati agak girang.Tapi  orang-orang dewasa pada memperhatikan kami dengan pandang yang aneh.

Tiba di kampungku yang berada di Gang Arab orang-orang sambil menunjuk-nunjuk bingkisan yang kami bawa mereka berteriak, "Buang-buang itu barang!"

Kami: "Buang ape?"

Orang-orang: "Bendera!"

Maka, serentak bendera Belanda kami buang. Teman kami si Mail yang suka ingusan dan kami panggil dia 'Mail Ingus' angkat paket makanan ke dekat kepalanya sambil kata, "Ini buang jangan?"

Orang serentak: "Jangan jangan..!"

Ada yg bertanya: "Emang tu apa'an Il?"

Mail: "Coklat, biskuit, ama susu melek."

Orang yang tadi nanya: "Asyik." 

Yang bilang asyik ditegor, sama yang lain: "Apa-apaan lu begitu, mihak Belande lu."

Yang bilang asyik: Ame Belande gue ga demen, tapi ame susunye gue demen deh.

Orang-orang: Susu yg mane?

Ade yg nyaut: Susu melek.....!

 

Note: Melek = milk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement