REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, menegaskan Indonesia tidak dapat terus mempunyai ketergantungan pada ketersediaan vaksin Covid-19 dari impor. Pemerintah melalui BUMN harus segera mampu membuat vaksin Covid-19 bagi masyarakat.
"Kita tidak bisa bergantung dengan vaksin impor, kita harus bisa membuat vaksin Covid-19," kata Erick di Depok, Sabtu (4/9).
Erick menyampaikan, diharapkan vaksin BUMN atau yang disebut vaksin Merah Putih bisa tersedia mulai bulan April-Mei 2022 mendatang. Vaksin tersebut merupakan kerja sama antara Bio Farma dengan sejumlah pihak.
"Jadi tepat, Bio Farma sudah membuat line produksi untuk vaksin. Selama ini Bio Farma pun sudah punya vaksin sendiri, tapi untuk polio dan penyakit lain," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Erick menyampaikan kapasitas produksi vaksin direncanakan mencapai 500 juta dosis vaksin. Hal itu sudah lebih dari keperluan Indonesia yang membutuhkan 420 juta dosis vaksin.
Adapun saat ini yang menjadi tantangan bagi Bio Farma yakni soal teknologi penemuan vaksin yang masih harus dipelajari. Kegiatan riset dan pengembangan tengah digencarkan sehingga Bio Farma dapat segera menyelesaikan formula vaksin Covid-19.
"Kegiatan R&D terus ditingkatkan, kita tidak boleh kalah dengan negara luar. Jadi Bio Farma akan terus lakukan terobosan agar kita tidak tergantung dengan vaksin impor," katanya.
Soal Erick menegaskan, Kementerian BUMN siap mendukung seluruh upaya untuk dapat mempercepat penyediaan vaksin dari dalam negeri. "Kami support semua program kementerian lain untuk vaksin Covid-19 tapi dengan penugasan yang jelas dan tanggung jawab yang jelas," tegas Erick.