REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meninjau lokasi isolasi terpusat (isoter) bagi masyarakat Bali dan sekitarnya di Hotel Grand Inna Bali, Ahad (29/8).
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI juga berkesempatan berdialog dengan pasien Covid-19 yang sedang melaksanakan isoter. "Bapak Ibu, bagaimana tempat Isoternya cukup nyaman kan, lalu makanannya bagaimana?" tanya Hadi.
Pertanyaan Panglima TNI langsung disambut jawaban perwakilan pasien isoter. "Nyaman sekali Panglima, makanannya pun nikmat serta pemandangan indah menaikan imun kami," jawab perwakilan pasien itu.
Hadi mengimbau para pasien isoter untuk menyampaikan kepada saudara atau kerabat mereka yang masih melaksanakan isolasi mandiri (isoman) untuk mau melaksanakan isoter demi kesehatan keluarga dan lingkungan. Selain itu, ia juga berharap agar para pasien Covid-19 lekas diberikan kesembuhan. "Saya berpesan walaupun pemandangan indah, makanan juga nikmat, tapi ya jangan di extend (perpanjang) harinya," canda Panglima TNI yang disambut tawa dari pasien Isoter.
Selain itu, Panglima TNI dan Kapolri juga turut memimpin diskusi terkait penanganan Covid-19 dan tatap muka bersama Forkopimda Provinsi Bali dan Kabupaten Se-Bali, bertempat di Kantor Gubernur Bali, Ahad (29/8). Kegiatan diawali oleh laporan Gubernur Bali, Wayan Koster terkait dinamika kondisi pandemi Covid-19 serta penanganan yang telah dilaksanakan oleh Pemprov Bali dibantu oleh Kodam IX/Udayana dan Polda Bali, termasuk diantaranya penyiapan tempat isoter.
Berdasarkan data dari Kemenkes Sabtu (28/8), Provinsi Bali masih menduduki posisi empat besar provinsi dengan angka jumlah kematian Covid-19 tertinggi dibawah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Menurut Hadi, perlu komitmen yang kuat dari setiap pihak untuk mengembalikan kondisi Bali."Diperlukan komitmen yang kuat, dari setiap unsur untuk mengembalikan Bali seperti dulu," kata Hadi.
Saat ini data indikator di Provinsi Bali, kasus konfirmasi masih berada di level-3 dengan positivity rate masih cukup tinggi. Tracing kontak erat masih perlu ditingkatkan agar mencapai target 1:15 per 1 kasus konfirmasi.
Panglima TNI pun mengingatkan walaupun tren kasus konfirmasi virus corona mengalami penurunan, patut diwaspadai karena tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang cukup tinggi. Walaupun pasien isoter saat ini tinggi, namun masih ada isoman. "Karena itu kesadaran masyarakat untuk ke isoter harus terus ditingkatkan untuk menurunkan angka kematian," ujarnya.
Hadi mengungkapkan, rasio tracing yang bagus, yakni Kabupaten Buleleng dengan angka 6,57 atau 6 hingga 7 orang dilacak untuk setiap satu kasus konfirmasi. Namun, ia menilai, pelacakan ini masih perlu ditingkatkan lagi agar positivity rate dapat turu dibawah 5 persen. "Untuk Kabupaten Jembrana tracing 0 dan angka kematian pada tingkat-4 sementara BOR masih memadai untuk merawat pasien. Tanpa tracing maka akan sulit menurunkan positivity rate dan mengendalikan laju penularan," kata Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, semua elemen harus membangun kesadaran disiplin untuk menerapkan 3M dan 3T guna melindungi orang lain terutama mereka yang memiliki komorbid dan mereka yang belum divaksin. Pelaksanaan tracing kontak erat juga harus di gencarkan serta menurunkan indeks mobilitas serta mempercepat vaksinasi.
"Para petugas harus tetap humanis dan dengan pendekatan kearifan lokal untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya Vaksinasi, 3M dan 3T guna memutus mata rantai Covid-19 di Pulau Bali yang sangat indah ini," tegas Hadi.