Rabu 25 Aug 2021 16:19 WIB

Nasdem Prediksi Jokowi Kumpulkan Parpol Bahas Amendemen

Sekjen PPP Arwani Thomafi enggan menjelaskan isi pertemuan dengan Presiden.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Willy Aditya mengungkapkan peluang jadwal pelaksanaan rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/10).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Willy Aditya mengungkapkan peluang jadwal pelaksanaan rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengakui Presiden Joko Widodo mengumpulkan elite partai koalisi pemerintahan di Istana pada Rabu (25/8) sore. Ia mengeklaim, hal tersebut merupakan hal yang rutin dilakukan untuk membicarakan hal-hal terkait kondisi saat ini.

"Konteks yang bisa kita lihat pertama tentang partai-partai konsen mengenai penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional," ujar Willy di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (25/8).

Selain itu, pertemuan antara Jokowi dengan elite partai pendukung pemerintahan kemungkinan merupakan tindak lanjut dari Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus. Salah satunya terkait amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang ingin menghidupkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).

"Mungkin ada beberapa yang mungkin perlu didalami satu sama lain, karena masih sahut-sahutan di media kan. Tentu ini butuh didalami, butuh dirapatkan secara lebih bulat," ujar Willy.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi juga membenarkan adanya pertemuan dengan Jokowi. Namun ia enggan menjelaskan hal yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Saat ini, pemerintahan Jokowi didukung oleh sembilan partai politik. Kesembilannya yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerindra, Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nasdem, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ada pula partai pendukung yang berada di luar parlemen yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Hanura, dan Perindo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement