Ahad 22 Aug 2021 19:19 WIB

Kinerja Tiga Bank Syariah 2021 Meyakinkan Saat Pandemi

Kinerja perbankan syariah sangat meyakinkan pada semester I 2021 meski pandemi

Kinerja Bank Syariah di Indonesia: Bank Syariah Indonesia Tbk. memaksimalkan aplikasi mobile banking BSI Mobile untuk memperkuat ekosistem sosial dan komersil perbankan syariah.
Foto: Bank Syariah Indonesia
Kinerja Bank Syariah di Indonesia: Bank Syariah Indonesia Tbk. memaksimalkan aplikasi mobile banking BSI Mobile untuk memperkuat ekosistem sosial dan komersil perbankan syariah.

REPUBLIKA.CO.ID. Oleh Novita Intan, Retno Wulandari, Lida Puspaningtyas

Perbankan syariah di Indonesia kembali mencatatkan kinerja meyakinkan pada semester I 2021 di tengah tekanan kuat pandemi covid-19 atas industri keuangan. 

Kinerja kinclong bank-bank syariah ini terlihat dari indikator kenaikan laba bersih, keuntungan (margin), dana pihak ketiga (DPK), hingga catatan pembiayaan bermasalah dan rasio kecukupan modal.

Ada beberapa sebab atas bagusnya kinerja perbankan syariah yang pada saat bersamaan diterpa sejumlah isu miring itu. Transformasi ke layanan digital mendorong makin efiesiennya bank-bank syariah.

Hal ini menjadi salah kekuatan ekspansi perbankan syariah saat pandemi covid-19. Juga, tepatnya penyaluran pembiayaan kepada sektor-sektor produktif. Lainnya, restrukturisasi pembiayaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut membantu naiknya kinerja perbankan syariah di Indonesia, baik di level pusat maupun daerah.

Berikut ini kinerja tiga bank syariah pada semester I 2021 atau kuartal II 2021. Ketiga bank itu adalah Bank Syariah Indonesia (BSI), BTPN Syariah, dan CIMB Niaga Syariah.

Raup Dana Murah, Kinerja BSI Naik

BSI membukukan laba bersih Rp 1,48 triliun pada semester pertama 2021. Realisasi ini naik 34,29 persen (tahun ke tahun/year on year/yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,1 triliun. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan laba bersih ini didorong pertumbuhan pembiayaan dana pihak ketiga (DPK), sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil tumbuh 12,71 persen secara tahunan (yoy). 

Dengan pertumbuhan laba ini, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya return on equity (ROE) dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021. 

Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI telah mencadangkan cash coverage 144,07 persen pada semester I 2021. Dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK sebesar Rp 216,36 triliun atau naik 16,03 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 186,49 triliun. 

Hery menjelaskan pertumbuhan ini didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81 persen dari total DPK.

Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78 persen pada semester satu 2020 menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini.

Dengan kinerja tersebut, BSI mencatatkan total aset sebesar Rp 247,3 triliun pada semester pertama 2021. Adapun torehan itu naik sekitar 15,16 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 214,7 triliun.

Inovasi angkat kinerja BTPN Syariah....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement