REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Keterbatasan stok vaksin Covid-19 dihadapi oleh sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Asmat. Minimnya pasokan logistik vaksin Sinovac dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua ke Kabupaten Asmat menghambat percepatan program vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di daerah itu.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan sampai saat ini daerahnya baru menerima 20.700 dosis Vaksin Sinovac. Dari jumlah itu, vaksin yang sudah digunakan (disuntikkan) kepada warga lebih dari 17.000 dosis.
Sedangkan target sasaran yang harus divaksin di daerah itu lebih dari 90.000 orang. Yaitu sekitar 88.000 orang dewasa dan sisanya pelajar usia 12 tahun hingga 17 tahun.
"Untuk mempercepat program vaksinasi, kami menunggu pengiriman logistik dari pusat. Tenaga vaksinator kami sudah siap dan masyarakat Asmat sangat antusias untuk mendapatkan vaksin. Sampai hari ini cakupannya baru sekitar 12 persen," kata Bupati Kambu, Sabtu (21/8).
Ia berharap dan meminta tambahan logistik Vaksin Sinovac dari Kemenkes untuk dikirim ke Asmat. Percepatan program vaksinasi di Asmat dalam upaya menekan laju penularan virus corona yang sudah menjangkiti 1.034 warga dan telah merenggut nyawa 13 warga masyarakat setempat.
Bupati Kambu menyebut penularan virus corona di wilayahnya sudah semakin menurun karena berkurang drastisnya pasien yang dirawat di RSUD Asmat dan 3 Puskesmas setempat. Sebelumnya ada 8 distrik/kecamatan di Asmat zona merah Covid-19.
Langkah mitigasi untuk menekan penularan kasus terus dilakukan oleh Pemkab Asmat. Strategi yang dilakukan oleh Pemkab Asmat untuk menekan laju penularan Covid-19 di wilayah itu, yakni membatasi atau menunda pelayaran kapal-kapal pengangkut penumpang ke Asmat.
"Kapal-kapal penumpang untuk sementara waktu kami tunda dulu melayani pengangkutan dari luar ke Asmat. Beberapa waktu lalu kami juga menghentikan layanan transportasi udara ke Bandara Ewer, namun sekarang sudah mulai dibuka kembali," katanya.
Pemkab Asmat terus melakukan sosialisasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Hanya saja, tidak semua warga bisa memahami hal itu karena berbagai keterbatasan.
"Masyarakat kita ini ada yang dengar, tapi banyak juga yang malas tahu dengan prokes meskipun sudah diimbau berulang kali. Meskipun begitu, kami tidak pernah menyerah untuk terus mengimbau dan mengambil langkah-langkah untuk pencegahan penularan Covid-19 di Asmat," kata Bupati Kambu.
Bupati Elisa Kambu mengaku juga merupakan penyintas Covid-19. "Saya pernah terpapar saat sedang sibuk mengurus sengketa Pilkada di Jakarta pada Januari lalu," ujarnya.