Sabtu 21 Aug 2021 00:32 WIB

Kabar Baik, Studi Simpulkan Sinovac Efektif Lawan Delta

Sinovac tetap efektif mencegah gejala ringan hingga berat dari infeksi varian Delta.

Rep: Andri Saubani, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Musisi I Gede Ari Astina alias Jerinx memeriksa kesehatan sebelum menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama di Poliklinik Biddokes Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (15/8). Jerinx akhirnya menerima vaksin Covid-19 dosisi pertama setelah melakukan konsultasi dengan  dokter ahli virology. setelah menjalani vaksin, drumer Band Superman Is Dead tersebut mengajak masyarakat untuk tidak takut menjalani Vaksin Covid-19 agar Indonesia segera bangkit dari pandemi.  Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Musisi I Gede Ari Astina alias Jerinx memeriksa kesehatan sebelum menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama di Poliklinik Biddokes Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (15/8). Jerinx akhirnya menerima vaksin Covid-19 dosisi pertama setelah melakukan konsultasi dengan dokter ahli virology. setelah menjalani vaksin, drumer Band Superman Is Dead tersebut mengajak masyarakat untuk tidak takut menjalani Vaksin Covid-19 agar Indonesia segera bangkit dari pandemi. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efektivitas vaksin Sinovac dan Sinopharm, dua vaksin produksi perusahaan farmasi China yang banyak digunakan di Indonesia belakangan dipertanyakan efektivitasnya melawan varian Delta. Berdasarkan unggahan dokter Adam Prabata pada Kamis (19/8) melalui akun Twitter-nya yang telah terverifikasi, dua penelitian terbaru di China menunjukkan, bahwa vaksin virus inaktif (Sinovac dan Sinopharm) terbukti efektif terhadap varian Delta.

Penelitian pertama ditulis dalam jurnal, Efficacy of Inactivated SARS-CoV-2 Vaccines Against the Delta Variant Infection in Guangzhou: A Test-Negative Case-Control Real-World Study. Adapun, penelitian kedua yakni, Effectiveness of Inactivated COVID-19 Vaccines Against COVID-19 Pneumonia and Severe Illness Caused by the B.1.617.2 (Delta) Variant: Evidence from an Outbreak in Guangdong, China.

Baca Juga

Menurut Adam, berdasarkan penelitian pertama, vaksin virus inaktif terbukti efektif terhadap varian Delta untuk mencegah, 59 persen Covid-19 bergejala ringan, 70,2 persen Covid-19 bergejala sedang, dan 100 persen Covid-19 bergejala berat. Namun, sayangnya jumlah subjek yang diteliti pada penelitian pertama ini sedikit.

Lalu pada penelitian kedua, Adam melanjutkan, 69,5 persen vaksin virus inaktif mencegah pneumonia karena Covid-19 dan 100 persen mencegah Covid-19 bergejalan berat. Jumlah subjek yang diteliti pada penelitian kedua ini sebanyak lebih dari 10 ribu orang.

"Semoga ini jadi berita yang sangat baik ya untuk semua masyarakat Indonesia, berhubung Sinovac cukup banyak digunakan," kata Adam.

Pemerintah Indonesia pun terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 nasional. Hingga akhir tahun nanti, pemerintah telah memegang komitmen dari sejumlah pihak untuk mendatangkan sekitar 370 juta dosis.

"Kita rencananya akan melakukan vaksinasi lebih dari 200 juta rakyat sampai dengan akhir tahun ini. Kalau masing-masing membutuhkan dua dosis dibutuhkan sekitar 400 juta dosis," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya, Jumat (20/8).

Dosis vaksin yang diterima oleh Indonesia hingga saat ini didapatkan dari sejumlah skema perjanjian baik yang sifatnya business to business (B2B), multilateral, maupun hibah dari negara sahabat.

“Yang pertama adalah Sinovac yang sudah mulai dari tanggal 13 Januari dan AstraZeneca yang business to business bulan ini pertama kali datang. Jadi kedatangan Pfizer sebesar 1,5 juta dosis dan AstraZeneca sebesar 567,5 ribu dosis ini adalah kedatangan pertama dari vaksin business to business kita,” jelas Menkes.

Pada Juli lalu, Kemenkes dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah menyepakati kerja sama dalam menyediakan 50 juta dosis vaksin Pfizer. Menkes berharap hingga akhir tahun dosis vaksin Pfizer yang telah disepakati sebelumnya dapat segera hadir di Indonesia.

“Kami harapkan sampai akhir tahun bisa memperoleh 50 juta dosis dari Pfizer secara business to business dan sekitar 20 juta sampai 30 juta vaksin business to business dari AstraZeneca untuk melengkapi 175 juta dosis vaksin Sinovac,” lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement