REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Dessy Suciati Saputri
Pada hari ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim, kondisi dan penanganan Covid-19 di Jatim mulai kondusif dan terkendali berdasarkan beberapa indikator yang ada. Di antaranya, menurunnya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan, serta menurunnya jumlah PPKM level 4 dari 30 menjadi 17 daerah.
"Dengan adanya pemberlakuan PPKM berlevel terbukti efektif menurunkan angka penyebaran Covid-19. Hal ini dilihat berdasarkan indikator-indikator di antaranya tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah mengalami penurunan signifikan," kata Khofifah, Jumat (20/8).
Khofifah menjelaskan, berdasarkan data 18 Agustus 2021, jika dibandingkan data 3 Juli 2021, BOR RS Rujukan Covid-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan sudah di bawah standar WHO 60 persen. Perinciannya, untuk BOR ICU dari 78 persen turun menjadi 59 persen, BOR isolasi biasa dari 81 persen turun menjadi 42 persen, BOR RS Lapangan dari 69 persen turun menjadi 30 persen, dan BOR Rumah Karantina dari 50 persen menjadi 22 persen.
Selain itu, untuk tracing dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan cukup signifikan dari 1,2 persen menjadi 9,4 persen. "Alhamdulillah sudah 9,4 persen untuk tracing dan kami akan terus meningkatkan terutama untuk testingnya," ujar Khofifah.
Dalam dua pekan terakhir, kata Khofifah, jumlah zona merah Covid-19 di wilayah yang dipimpinnya juga terus mengalami penurunan. Semula zona merah Covid-19 di Jatim sejumlah 34 daerah. Sedangkan per Selasa (17/8), jumlah zona merah menurun menjadi 15 daerah.
Selain itu, lanjut Khofifah, untuk posisi rate of transmission (RT) di Jatim juga sudah berada di bawah angka 1. Khofifah menjelaskan, pada Rabu (18/8) angka RT Covid-19 di Jatim berada di angka 0,45.
"Hal ini menandakan bahwa penyebaran Covid-19 di Jawa Timur mulai landai dan terkendali," ujar Khofifah.
Terkait vaksinasi di Jatim, Khofifah mengungkapkan, 8,42 juta masyarakat di wilayah setempat telah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama, atau setara 26,46 persen. Sedangkan untuk vaksin dosis kedua, jumlah masyarakat yang sudah tervaskin mencapai 4,53 juta orang atau setara 14,26 persen.
Terkait harga tes swab PCR, Khofifah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke lapangan dan hasilnya harga sudah turun sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Tes PCR di Jatim pun sudah di atas standar WHO yaitu 40.479 tes per minggu. Sementara pada seminggu terakhir testing di Jatim mencapai 74.245 tes per minggu.
Khofifah menyampaikan, ia bersama Forkopimda Jatim akan terus berupaya keras dan bersinergi dalam penanganan Covid-19. Upaya yang dilakukan diharapkannya akan berimbas pada berbagai sektor di Jawa Timur.
"Kami memang harus bergerak bersama, membangun suasana yang sangat solid dan memastikan semuanya bisa diukur capaiannya dari berbagai kinerja utamanya dalam menjaga pengendalian Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi di Jatim," kata dia.
In Picture: RS Darurat Covid-19 di Lanmar Surabaya