Rabu 18 Aug 2021 21:53 WIB

Tak Ada Lagi Zona Merah di Jabar

Per hari ini daerah risiko tinggi sudah turun semua ke risiko sedang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Warga antre untuk mendapatkan makanan gratis pada Program Bandung Berbagi di Cibangkong, Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021). Warga RW. 02 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal berinisiatif untuk melakukan swadaya masyarakat dengan menyediakan makanan siap saji sebanyak 160 paket setiap hari jumat bagi warga yang terdampak COVID-19 selama penerapan PPKM.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warga antre untuk mendapatkan makanan gratis pada Program Bandung Berbagi di Cibangkong, Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021). Warga RW. 02 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal berinisiatif untuk melakukan swadaya masyarakat dengan menyediakan makanan siap saji sebanyak 160 paket setiap hari jumat bagi warga yang terdampak COVID-19 selama penerapan PPKM.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan tidak ada lagi kota/kabupaten di Jabar yang masuk kategori zona merah atau risiko tinggi. Per hari ini daerah risiko tinggi sudah turun semua ke risiko sedang.

"Kita tidak ada lagi zona merah per minggu ini seluruh wilayah di tanah Jawa Barat risiko tinggi sudah turun ke risiko sedang itu berkat kerja keras semua pihak dan juga doa semua pihak," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Kota Bandung, Rabu (18/8).  

Baca Juga

Selain itu, kata Emil, tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate/ BOR) juga kembali turun. Saat ini, angka BOR di Jawa Barat turun ke 27 persen turun dari sebelumnya yang berada di angka 28,5 persen.

"Saya laporkan update terakhir. Pertama. Alhamdulillah keterisian rumah sakit kita rekor terendah ada di angka 27 persen. Tadi pagi masih saya posting 28,5 persen ternyata sekarang sudah turun lagi 27 koma sekian persen. Itu terendah dalam sejarah Covid di pengendalian rumah sakit," papar Emil

Sejalan dengan rentetan kabar baik, Pemprov Jawa Barat juga akan mempercepat program vaksinasi. Langkah ini dilakukan untuk mengejar kekebalan komunal pada akhir tahun nanti.

"Ini adalah perjuangan bersama. Setelah ini vaksinasi akan kita kejar setelah di pesantren  juga di rumah-rumah ibadah. Di masjid-masjid, di gereja, di vihara, pura, semua tempat yang memadai kita kejar supaya bisa selesai di bulan Desember," paparnya.

Menurut Ridwan Kamil, Jabar sudah menyuntikkan 200 ribu dosis per hari. Angka ini meningkat empat kali lipat dari semula hanya 50 ribu dosis per hari.

"Hari ini sudah pecah rekor 200 ribu dosis per hari dari yang tadinya 50 ribu hari. Kembali itu adalah kerja kera semua pihak dan doa para guru kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement