Rabu 18 Aug 2021 06:36 WIB

Wiku: Perlu Rencana Jangka Panjang untuk Eliminasi Covid-19

Virus Covid- 19 akan tetap hidup bersamaan dengan manusia sebagai sebuah endemi.

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 bermain bola basket di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/8/2021). Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan per 17 Agustus 2021 terdapat 20.741 tambahan kasus positif COVID-19 baru sehingga menjadi 3.892.479 kasus, 32.225 kasus sembuh menjadi 3.414.109 kasus, dan 1.180 kasus meninggal akibat COVID-19 menjadi 120.013 kasus.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Sejumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 bermain bola basket di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/8/2021). Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan per 17 Agustus 2021 terdapat 20.741 tambahan kasus positif COVID-19 baru sehingga menjadi 3.892.479 kasus, 32.225 kasus sembuh menjadi 3.414.109 kasus, dan 1.180 kasus meninggal akibat COVID-19 menjadi 120.013 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menilai perlunya rencana jangka panjang Indonesia untuk penanganan Covid-19. Ini karena berdasarkan survei yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, virologi dan peneliti penyakit menular menunjukan 89 persen sepakat virus Covid- 19 akan tetap hidup bersamaan dengan manusia sebagai sebuah endemi.

Menurut Wiku, ini berarti virus Covid-19 tidak akan berakhir menghilang sepenuhnya. Karenak itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah sepakat dengan pendapat beberapa ahli sejak tahun 2020 lalu jika Covid-19 akan mengubah stigma normal baru menjadi masa depan baru.

"Hal ini mengingat virus akan hidup berdampingan dengan kita dalam waktu yang tidak dapat ditentukan kemudian, karena itu target terdekat kita yang tercermin dalam peta jalan berbagai upaya pemerintah dan masyarakat ke depan yaitu berupaya sebaik mungkin mengeliminasi Covid-19," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/8).

Ia mengatakan, upaya penanggulangan harus terus-menerus dilakulan untuk mengeliminasi virus Covid-19. Beberapa hal yang dapat dilakukan, kata Wiku yakni dengan membentuk ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang Indonesia melalui lima langkah.

Pertama, pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan. Wiku mengatakan, perubahan perilaku dan pembatasan kegiatan masyarakat harus terus dimonitoring dan dievaluasi berkala."Selama virus ini masih ada maka proses mengetat longgarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyaraakt yg sehat dan produktif serta aman," kata Wiku.

Kedua, upaya yang dilakukan adalah mempercepat pembentukan kekebalan imunitas atau herd imunity secara bertahap. Wiku menjelaskan, upaya ini dilakukan mulai dari pembentukan kekebalan secara regional, termasuk secara bersamaan dengan daerah aglomerasi disekitarnya sampai perlahan terbentuk menyeluruh secara nasional dengan prioritas populasi dan daerah yang berisiko.

Baca juga : Setelah Dipakai Jokowi, Permintaan Tas Koja Baduy Meningkat

"Jika kita telah mencapai kekebalan  komunitas secara nasional maka kita telah memberikan dan dapat cukup besar dalam upaya intensifikasi vaksinasi secara global demi eliminasi Covid-19," katanya.

Ketiga, kata Wiku dengan terus meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata di seluruh pelosok daerah. Karena itu, upaya testing tracing dan treatment demi pelandaian kasus terus-menerus yang merata perlu dilakukan.

Selain itu, modal alat dan material kesehatan juga perlu terus dikuatkan agar menjadi modal kuat ketahanan sistem, kesehatan nasional secara berkelanjutan.

Keempat, Wiku juga menilai perlu pengawasan  distribusi varian Covid-19 yang muncul dengan terus melakukan pengembangan maupun pembaruan teknologi. Ini untuk meminimalisir efek varian baik terhadap upaya pengobatan, diagnostik dan upaya pelayanan kesehatan lainnya.

Kelima, lanjut Wiku, perlu penyusunan rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan melibatkan pertimbangan multidisiplin, seperti interaksi antar manusia hewan dan tumbuhan sebagai investasi kesehatan jangka panjang. Ia menilai langkah ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk menangani Covid-19, tetapi juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang. "Fakta bahwa kita harus hidup berdampingan dengan virus Covid-19, harus mampu menumbuhkan sikap optimisme terhadap kekuatan bangsa sendiri," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement