REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan, mengharapkan para tokoh agama dan masyarakat yang berada di luar Pulau Jawa dan Bali bisa menjadi panutan dalam penanganan Covid-19. Iwan Ariawan menyebutkan tingginya mobilitas masyarakat di luar Jawa dan Bali menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus Covid-19 di wilayah tersebut.
Ia menilai penanganan Covid-19 di luar Jawa dan Bali harus disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya setempat. Menurut dia, perlu melibatkan ahli komunikasi dan sosiolog yang mengerti tentang kondisi masyarakat setempat untuk menangani Covid-19 di luar Jawa dan Bali itu.
"Manfaatkan tokoh agama dan masyarakat lokal yang banyak dijadikan panutan masyarakat," kata Iwan Ariawan.
Ditegaskan kembali bahwa tokoh agama dan masyarakat setempat harus diikutsertakan dalam edukasi masyarakat. Dengan demikian, Pemerintah perlu melakukan edukasi kepada mereka supaya lebih memahami mengapa perlu PPKM dan soal rencana pemerintah mengendalikan wabah ini.
Selain itu, Iwan mengatakan bahwapara kepala daerah di luar Jawa dan Bali juga harus melakukan pemantauan rutin dan ketat."Kalau di PPKM Jawa dan Bali, ada rapat koordinasi rutin mingguan yang dipimpin langsung oleh Pak Luhut Binsar Panjaitan dan cek langsung pelaksanaan PPKM di masing-masing provinsi," katanya.
Iwan mengatakan bahwa pelaksanaan PPKM harus benar-benar ditekankan sesuai dengan mobilitas yang harus dibatasi sesuai dengan levelnya. Apalagi, edukasi dan tes di daerah dinilai masih minim.
"Tes harus segera ditingkatkan dan bisa menggunakan rapid antigen tes untuk daerah yang tes PCR tidak ada atau sulit. Perlu waktu lama untuk memperoleh hasil. Teknik dan materi edukasi harus disesuaikan dengan kelompok yang akan diberikan edukasi," ucapnya.