Sabtu 14 Aug 2021 18:27 WIB

DKI Turunkan Kasus Aktif Hanya dalam Satu Bulan

Saat puncak kasus aktif, RS di DKI bahkan sampai dirikan tenda darurat.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kasus aktif di DKI Jakarta pada Sabtu (14/8) sudah berhasil ditekan di bawah 10 ribu kasus.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kasus aktif di DKI Jakarta pada Sabtu (14/8) sudah berhasil ditekan di bawah 10 ribu kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota sudah kembali di bawah 10 ribu. Capaian ini berhasil dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak puncak kasus aktif atau pada 16 Juli dengan 113.137 kasus aktif.

Jumlah kasus aktif (orang yang masih dirawat/isolasi) di Jakarta kembali di bawah angka 10 ribu terjadi pada Kamis (12/8) dengan 9.881 kasus. Anies mengatakan, terakhir kali Jakarta kasus aktifnya di bawah 10 ribu adalah pada 22 Mei atau 2,5 bulan yang lalu.

Baca Juga

"Selama hampir dua bulan sejak saat itu, kasus aktif kita naik secara eksponensial hingga mencapai puncaknya pada tanggal 16 Juli, yaitu 113.137 kasus aktif," kata Anies, dalam video yang diunggah di akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (14/8).

Saat masa puncak kasus aktif itu, ujar Anies, seluruh ruang perawatan di rumah sakit penuh. Pasien sampai meluber hingga ke selasar.

Bahkan, rumah sakit terpaksa mendirikan tenda darurat sebagai tempat perawatan pasien. Belum lagi antrean pasien Covid-19 yang mengular untuk masuk ruang IGD.

Biasanya, lanjut Anies, untuk menurunkan kurva kasus aktif itu butuh waktu lebih lama dibanding waktu kenaikannya. "Namun, alhamdulillah atas izin Allah, berkat kerja keras begitu banyak pihak, dukungan kedisiplinan dari begitu banyak warga Jakarta, kita semua berhasil menurunkan kurva kasus aktif itu kembali di bawah 10 ribu dalam waktu kurang dari satu bulan sejak puncak gelombang kedua," ujar Anies.

Anies menerangkan, penurunan kasus aktif secara signifikan ini bisa dilakukan karena keberhasilan menekan lonjakan kasus harian. Adapun pertambahan kasus harian berhasil ditekan dengan menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement