Kamis 12 Aug 2021 16:14 WIB

Pelajar SMP Surabaya Rebutan Vaksin Dosis Kedua

Pemkot Surabaya menargetkan 5.700 pelajar mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah pelajar mengantre untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/8/2021). Pemkot Surabaya menggelar vaksinasi COVID-19 dosis kedua secara massal bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama dengan target sekitar 5.700 penerima vaksin guna mewujudkan kekebalan kelompok.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah pelajar mengantre untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/8/2021). Pemkot Surabaya menggelar vaksinasi COVID-19 dosis kedua secara massal bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama dengan target sekitar 5.700 penerima vaksin guna mewujudkan kekebalan kelompok.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan siswa sekolah menengah pertama (SMP) mengikuti serbuan vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Islamic Center, Surabaya, Kamis (12/8). Pemkot Surabaya menargetkan 5.700 pelajar mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua. Undangan pun telah disebar kepada pelajar SMP yang sebelumnya sudah menerima vaksin dosis pertama di Gelora 10 November Surabaya.

Sayangnya, gelaran serbuan vaksinasi Covid-19 tersebut sempat mengalami kendala. Beberapa wali murid memprotes petugas lantaran antrean yang ada dirasa carut marut dan tidak teratur. Banyak peserta vaksin yang harusnya datang siang atau sore, sudah berada di lokasi sejak pagi.

Bahkan, ada beberapa siswa beserta walinya yang sebenarnya tak mendapatkan undangan, ikut hadir dan masuk dalam antrean kegiatan tersebut. Hal itu membuat wali murid lainnya merasa kecewa. Karena anaknya mendapat suntikan vaksin molor dari jadwal yang telah ditentukan.

"Vaksinasi kali ini lebih ramai dan lama. Anak saya seharusnya sudah divaksin sejak pukul 10.00, tapi pukul 13.00 WIB belum juga dapat vaksin," kata salah seorang wali murid siswa SMP swasta di Surabaya, Jefri, Kamis (12/8).

Jefri bahkan merasa khawatir saat harus menemani anaknya berdesakan di tempat antrean. Terlebih, ia memiliki penyakit penyerta yaitu asma. "Sebenarnya saya sudah vaksin dosis kedua dan anak saya sudah vaksin dosis pertama. Tapi, kalau melihat antrean begitu, ngeri juga," ujarnya. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang meninjau di lokasi memerintahkan jajarannya untuk membatasi jumlah antrean dengan menyesuaikan jadwal undangan. Eri mengungkapkan, tingginya antusiasme siswa karena khawatir tak kebagian vaksin.

"Ada yang jadwalnya jam 3, tapi jam 8 sudah datang. Tapi karena petugasnya nggak tegel (tidak tegas) akhirnya diperbolehkan (ikut antrean)" kata Eri.

Eri memerintahkan petugas mengatur agar mereka yang datang sebelum jadwalnya, agar tidak diperbolehkan masuk terlebih dahulu. "Kasih pengertian. Kalau belum waktunya, nggak boleh masuk," ujarnya.

Eri kemudian menambah tenaga kesehatan untuk mempercepat penyuntikan vaksin. Eri mengingatkan masyarakat untuk tidak khawatir kehabisan vaksin. Ia memastikan seluruh siswa akan mendapatkan vaksin dosis kedua, meskipun secara bertahap. "Saya pastikan nggak ada vaksin habis untuk dosis kedua, karena ini kebersamaan," kata Eri.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, vaksinasi massal dosis kedua Sinovac ini menyasar pelajar SMP yang sebelumnya disuntik vaksin dosis pertama di Gelora 10 November. Febria mengatakan, pelaksanaan vaksinasi ini hanya berlangsung satu hari, mulai pukul 07.00 WIB.

“Iya, untuk undangan saja. Mereka sudah dihubungi oleh Pemkot untuk hadir, jamnya juga sudah diatur biar tidak menimbukan kerumunan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement