Sabtu 14 Aug 2021 05:01 WIB

Sudah Rindu Bioskop Belum?

Bioskop bisa menjadi pelepas penat di masa pandemi.

 Masyarakat memakai masker sebagai antisipasi terhadap virus corona saat tiba di bioskop KCM Cinemas Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 5 November 2020.
Foto:

Pada Maret 2021, Jokowi menyatakan akan berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menyusun paket stimulus seraya terus berkomunikasi dengan pelaku industri seiring dengan usaha penanggulangan Covid-19, vaksinasi, dan pemulihan ekonomi nasional. Sementara itu, Kemenparekraf akan melakukan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability untuk bioskop untuk meyakinkan penonton tak ragu kembali ke bioskop.

 

Sayangnya, belum juga harapan tersebut terwujud sepenuhnya, bioskop kembali harus menutup layarnya. Sejak 3 Juli 2021 saat PPKM Darurat diberlakukan, operasional bioskop lagi-lagi berhenti sementara.

 

Pembukaan bioskop memang tidak se-urgent pembukaan sekolah atau kelonggaran di sektor UMKM. Namun, bioskop menjadi sarana hiburan sederhana bagi penikmat film, sekaligus pelepas stres dan penat di tengah pandemi. 

 

Saya beberapa kali pergi ke bioskop selama pandemi (sebelum PPKM Darurat diberlakukan). Ada beberapa judul film yang saya tonton, di antaranya 'Kursk', 'Wonder Woman 1994', 'Godzilla vs. Kong', 'Mortal Kombat', 'The Conjuring', 'A Quiet Place', dan 'Cruella'. Tidak adanya film Indonesia yang saya tonton bukan karena saya tidak mencintai karya sineas Tanah Air. Hanya saja, film Indonesia yang tayang di bioskop selama pandemi super minim. Sebagian rumah produksi memilih merilis karyanya di platform streaming.

 

Sepengalaman saya menonton ketika pandemi, pihak bioskop betul-betul menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Bermula sebelum masuk ke bioskop, penonton diminta meminta mengisi data diri secara digital untuk keperluan tracing bila mana dibutuhkan. Pembelian tiket hanya bisa dilakukan dengan non-tunai. Saya sendiri memilih membeli tiket via aplikasi daring.

 

Saat menanti di lobi, petugas dengan tegas namun sopan menegur orang yang duduk di bangku yang diberi tanda “X”. Begitu pun di dalam teater. Penonton yang satu dengan yang lain dijeda satu kursi. Pernah saya melihat ada yang melanggar (pindah tempat duduk), tak lama kemudian petugas masuk dan meminta penonton pindah kembali ke posisi semula. Saya yakin petugas bioskop mengawasi dari CCTV untuk memastikan semua sesuai prokes, demi kenyamanan dan keselamatan bersama.

 

Ketika itu, senang rasanya bisa kembali ke bioskop. Hanya saja, suasana bioskop saat itu sangat berbeda dengan sebelum pandemi. Sepi. Meski saat ini banyak layanan streaming menawarkan ragam film, tetap saja pengalaman menonton bioskop dengan segala keriuhannya tak tergantikan.

 

Saya bukan mau mencari mana yang lebih baik antara menonton film di bioskop atau di layanan streaming. Ini hanya soal selera saja, dan selera saya jatuh pada pilihan menikmati karya para sineas di layar lebar. Saya pribadi berharap pandemi segera berakhir sehingga atmosfer bioskop bisa kembali normal.

 

Bukan hanya soal film, hal-hal kecil di bioskop juga membuat saya tak sabar pergi ke sana, misalnya, lobi bioskop yang dipenuhi aroma popcorn yang baru matang hingga suara renyah milik Maria Ontoe yang menandakan ruang bioskop sudah bisa ditempati: “Pintu teater 1 telah dibuka. Bagi Anda yang telah memiliki karcis, silakan memasuki ruangan teater”. Saya sudah rindu bioskop dengan segala keriuhannya. Bagaimana denganmu?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement