Rabu 11 Aug 2021 05:51 WIB

Wiku Jelaskan Alasan PPKM Diperpanjang

Kasus harian saat ini masih berada di angka 20 ribu sampai 40 ribu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah telah memutuskan kembali memperpanjang PPKM level 2-4 di wilayah Jawa Bali dan non Jawa Bali meskipun terjadi penurunan jumlah kasus. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, perpanjangan PPKM ini dilakukan karena jumlah kasus saat ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan sebelum terjadi lonjakan kasus.

“Meskipun kasus sudah turun, jumlah kasus masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan sebelum terjadi lonjakan kasus. Kasus harian kita berkisar di angka 5 ribu sampai 7 ribu kasus, sedangkan saat ini masih berada di angka 20 ribu sampai 40 ribu,” jelas Wiku saat konferensi pers.

Baca Juga

Satgas mencatat, pada minggu ini kasus positif kembali mengalami penurunan yakni sebesar 48.256 kasus dari sebelumnya 273.891 menjadi 225.635 kasus. Namun, beberapa provinsi masih menunjukan kenaikan kasus positif yang cukup tinggi.

Memasuki minggu keenam PPKM level 1-4, Satgas mencatat terdapat lima provinsi yang menjadi penyumbang kasus tertinggi. Yakni NTT yang menyumbangkan 2.303 kasus, Sulawesi Tengah bertambah 1.733, Bangka Belitung naik 982, Kalimantan Selatan naik 624, dan Sumatera Barat naik 587.

Sedangkan untuk kasus aktif di tingkat nasional pada minggu ini juga mengalami penurunan, yakni sebesar 17 persen dari puncak kasus pada 25 Juli lalu. Penambahan kasus aktif inipun tercatat telah mengalami penurunan selama dua minggu berturut-turut.

Satgas mencatat, kenaikan kasus aktif tertinggi di tingkat provinsi disumbangkan oleh Sumatra Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Karena itu, Wiku pun meminta pemimpin daerah dengan kenaikan kasus tertinggi agar melakukan antisipasi lonjakan kasus dengan menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan di masing-masing wilayahnya.

“Agar kasus yang naik ini dapat segera dikendalikan,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement